Menumbuhkan Minat Baca Buku Cetak di Era Milenial

Solihah, S. Pd SMP N 36 Semarang
Solihah, S. Pd SMP N 36 Semarang

JATENGPOS.CO.ID, Di era milenial ini semakin sulit menumbuhkan minat baca anak terhadap buku cetak seperti buku pelajaran siswa (tematik), buku cerita( fiksi) atau pengetahuan umum (ensiklopedia, koran, majalah). Seiring dengan perkembangan zaman apabila mempunyai masalah yang sukar, anak tidak mau berfikir atau mencari solusinya dengan membaca tetapi semakin mudah tergantung terhadap teknologi yang tergolong instan dan praktis. Mereka tidak mempunyai minat baca sama sekali terhadap buku, anak-anak sekarang lebih tertarik untuk memilih membaca informasi melalui media sosial, gadget  itu sah-sah saja asalkan apa yang ia pelajari, dibaca dan dipahami merupakan sumber pengetahuan yang prioritasnya bagi perkembangan usia anak tersebut. Padahal kita tahu seharusnya membaca merupakan suatu bentuk aktivitas pembentukan karakter si anak, oleh karena itu diharapkan anak mempunyai minat baca yang tinggi terhadap buku.

Sejalan dengan itu pendapat Rosyidi (1987:13) menjelaskan bahwa minat baca itu bukanlah suatu yang tumbuh secara otomatis, melainkan minat baca ditanam, ditumbuhkan serta dipupuk sejak usia dini, berdasarkan pendapat tersebut, diperlukan adanya partisipasi dari berbagai pihak mulai dari lingkungan sekolah, masyarakat, pemerintah, dan yang paling penting dalam lingkungan keluarga. Berdasarkan pendapat tersebut langkah awal untuk menumbuhkan minat baca adalah (1) Bangunlah motivasi minat baca.  Ini harus dimulai dari diri sendiri karena pentingnya membaca adalah  sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia, dengan membaca pandangan kita menjadi lebih terbuka terhadap hal-hal baru yang belum diketahui sebelumnya, (2)  Mulailah membaca sesuatu yang kita sukai. Salah satu kesalahan terbesar dari seseorang yang ingin mulai membiasakan diri untuk membaca  adalah image (citra) buku dan bacaan yang ia buat sendiri berat dan membosankan, padahal banyak jenis buku dengan karakteristik beragam, sesuaikanlah  dengan minat anda, agar niat untuk membaca tidak hanya berasal dari pikiran, tetapi juga dari hati, dan (3) Memilih waktu yang tepat dan nyaman untuk membaca. Seringkali anak malas membaca disebabkan waktu yang kurang tepat,masing-masing orang mempunyai momentum baca yang berbeda sehingga mereka lebih tahu mana yang tepat untuk membaca dan mana yang tidak, ada yang suka membaca pada saat jam pelajaran kosong, istirahat sekolah, saat perjalanan, sebelum tidur ataupun di perpustakaan. Pakailah waktu-waktu yang biasa kita habiskan untuk bengong dan menunggu untuk membaca!

Baca juga:  Group Investigation Permudah Praktik Kewirausahaan Peserta Didik

Di samping ketiga langkah tersebut, untuk mengefektifkan gerakan literasi adalah (1) tumbuhkan rasa ingin tahu. Minat baca harus dipicu dari kita untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, rasa ingin tahu dan penasaran inilah yang sangat efektif untuk menggerakkan diri dalam melakukan sesuatu, dan (2) mintalah seseorang merekomendasikan buku. ini yang merupakan dorongan untuk segera membaca, karena buku yang direkomendasi  biasanya punya nilai lebih dan membuat semangat membacanya, karena merupakan keharusan .

Hal-hal tersebut adalah langkah awal cara meningkatkan minat baca. Saya menyadari betapa rendahnya minat baca khususnya buku di era milenial ini, dengan pesatnya perkembangan teknologi dengan segala fiturnya yang memanjakan anak-anak membuka media sosial ketimbang membaca buku. Ini mengakibatkan nasib buku tak ubahnya hanya sebagai sesuatu yang tidak berharga sama sekali. Ketertarikan terhadap buku yang tidak ada sama sekali menimbulkan rasa tidak senang. Dengan demikian kita perlu membuat anak tertarik pada buku supaya membangkitkan semangat  baca yang tinggi, tanamkan kesadaran buat si anak bahwa membaca itu menyenangkan dan lama kelamaan minat baca buku  akan tumbuh. Banyak orang mengatakan bahwa buku itu jendela dunia. Mengapa demikian? karena dengan membaca buku kita membuka wawasan dan menghargai karya orang lain. Namun sangatlah  disayangkan pada zaman sekarang ini jarang kita temukan generasi muda yang gemar membaca buku. Padahal buku akan menjadi sumber informasi pertama dan utama serta menjadi “guru” yang dapat hadir kapan saja dan di mana saja untuk diperlukan, karena semakin cerdas suatu bangsa, semakin tinggi pula minat baca masyarakatnya.

iklan
Baca juga:  Tingkatkan Prestasi Hitung Bilangan Bulat Dengan STAD

Keluarga menjadi komunitas yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Minat dan kemampuan anak dibentuk serta dibiasakan dari keluarga di mana ia dibesarkan.  Selain keluarga, ada juga sekolah serta pemerintah yang turut aktif mendorong anak untuk membaca. Adapun upaya yang bisa dilakukan utamanya keluarga untuk membangun minat dan kegemaran membaca, antara lain: anak dikenalkan dengan buku sedini mungkin dengan mengajak anak kita ke toko buku, tonton filmnya dan beli bukunya kemudian ajak anak berdiskusi/ bercerita mengenai apa yang baru saja mereka baca, dan ajaklah berkunjung ke perpustakaan karena di dalamnya terdapat komunitas pecinta buku, di sinilah ia bisa menemukan buku yang diinginkan.

Setiap anak memiliki keunikan tersendiri maka kita sebagai orang tua harus lebih berhati-hati dan kreatif dalam menanamkan budaya yang baik terhadap anak kita. Karena membaca merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki anak untuk dapat membuka cakrawala pengetahuan yang lebih luas. Untuk itu budaya minat baca harus mulai dipupuk sedini mungkin. Sering anak tidak punya minat baca karena ia tidak tahu bagaimana mempraktikan apa yang sudah dibacanya.

Baca juga:  Pendidikan Karakter, Melalui Knowing Tumbuhkan Semangat Belajar Siswa di Rumah

Teknologi dan berbagai tempat hiburan serta munculnya permainan (game) yang makin canggih dan variatif serta tayangan televisi yang semakin marak telah mengalihkan perhatian anak dari buku, tempat hiburan yang makin banyak membuat anak-anak lebih meluangkan waktu ke tempat hiburan daripada membaca buku.          Selain itu minimnya sarana untuk memperoleh bacaan dan sifat malas yang ia miliki. Dengan alasan itulah buku selayaknya kita jadikan sebagai menu harian yang sebanding dengan sandang, pangan, dan papan. Anak malu djiuluki ‘‘kutu buku” karena ia rajin baca buku.

Jika masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya membaca buku, tentu saja ketersediaan buku berkualitas secara otomatis akan menggiring generasi era milenial menjadi hobi dan merupakan kebutuhan pokok.

Teknologi informasi zaman sekarang boleh menggeser media cetak yang ada, akan tetapi minat membaca jangan sampai berkurang. Maka dari itu dorongan dari berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca buku sangatlah diperlukan terutama dari pihak keluarga, instansi pemerintah/swasta, pegiat literasi serta di mana tempatnya ia menimba ilmu, karena dengan membaca akan menuju kearah kesuksesan dan akan membuka jendela dunia, ketika jendela terbuka masyarakat dapat melihat keluar, sisi-sisi apa yang ada dibalik jendela tersebut sehingga nantinya diharapkan cara berpikir mereka akan lebih maju.

Oleh :

Solihah, S. Pd

SMP N 36 Semarang

iklan