Metode Patung Tingkatkan Motivasi Belajar Anak

Nurul Hidayah,S.Pd.SD Guru SDN Silo Bruno Purworejo
Nurul Hidayah,S.Pd.SD Guru SDN Silo Bruno Purworejo

Pada kurikulum 2013 atau sering disebut K13 anak didik dituntut untuk lebih aktif daripada guru,anak didik harus selalu siap,cepat,dan tanggap dalam menerima materi pelajaran.Metode patung (cepat hitung ) adalah salah satu metode untuk melatih keterampilan anak dalam berhitung.Di SDN Silo Bruno metode patung (cepat hitung ) dianggap sebagai metode yang tepat dalam pembelajaran matematika di kelas rendah khususnya di kelas 1 sekolah dasar.

Cara membuat kartu patung (cepat hitung ) sangat mudah,kita bisa menggunakan kertas karton supaya tidak mudah sobek.Kertas karton kita gunting berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3cm x 6cm kemudian guntingan kertas tersebut kita tulis kalimat matematika baik penjumlahan ataupun pengurangan sesuai dengan kompetensi dasar pada mupel matematika yaitu tentang menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan.Metode patung (cepat hitung ) sangat tepat digunakan pada semester 2 kelas 1 sekolah dasar untuk meningkatkan keterampilan berhitung dan daya ingat anak,sehingga dalam menghadapi kenaikan jenjang kelas berikutnya sudah lancar.

Baca juga:  Mengurai Kegagalan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode patung (cepat hitung ) anak-anak dibentuk kelompok,setiap kelompok mendapatkan 15-20 kartu patung (cepat hitung) .Ketua kelompok mengawali menjadi pemandu dalam pelaksanaannya.Anak yang berhasil menjawab dapat mengumpulkan kartu-kartu yang telah berhasil dijawabnya.Anak yang mendapatkan kartu patung (cepat hitung ) paling banyak maka anak tersebut bisa menggantikan posisi menjadi pemandu berikutnya,secara tidak langsung anak akan berlomba-lomba agar bisa menjadi pemandu juga seperti yang lain.

Dalam metode patung (cepat hitung ) anak didik dilatih menghitung menggunakan jari-jari tangan dan bayangan angka di dalam otak dengan cepat dan tepat,istilahnya menggunakan sistem jatimatika.Menurut Wulandari (2008 : 2 ) “Jarimatika adalah cara berhitung operasi kalibagi tambah-kurang ( KABATAKU ) dengan menggunakan jari-jari tangan”.Pada mupel matematika kelas 1 kalimat matematika yang digunakan baru sampai dengan penjumlahan dan pengurangan saja.Pembelajaran di kelas khususnya di kelas rendah sangat diperlukan tekhnik-tekhnik yang merangsang otak atau memotivasi anak agar lebih semangat dan bergairah dalam menerima pembelajaran.Metode patung (cepat hitung ) ini sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran matematika disamping anak melatih keterampilan berhitung melalui jari tangannya anak juga akan merasa sedang bermain dengan temannya sehingga suasana terlihat lebih mengasyikkan.

iklan
Baca juga:  'Google Docs’ Tingkatkan Ketrampilan Menulis Teks Recount Bahasa Inggris

Tujuan matematika menurut Heruman (2007:2 ),”tujuan akhir pembelajaran matematika di SD yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari”.Ego seorang anak di kelas rendah masih sangat tinggi, kita sebagai seorang guru berusaha bisa memanfaatkan kesempatan emas melalui ego seorang anak ke dalam hal-hal yang bersifat positif yang berhubungan dengan pembelajaran,seperti mendorong keinginan anak untuk berlomba-lomba memenangkan jumlah kartu patung (cepat hitung ).Bagi mereka yang masih tertinggal atau kurang cepat menghitungnya maka akan berusaha selalu mengingat kalimat matematika yang pernah didengar dan akan terus berlatih menghitung menggunakan jari tangannya.

Pada pertengahan semester dua perubahan pada anak akan terlihat sangat jelas 90 persen anak dapat menghitung kalimat matematika dengan cepat dan benar,bahkan bisa dikatakan metode patung (cepat hitung ) berhasil diterapkan.Guru senang anak gembira hasil memuaskan karena dalam metode patung (cepat hitung ) suasana tidak membosankan,anak-anak akan tetap semangat dalam pembelajaran dan tidak merasa terbebani. Kita sebagai guru memang dituntut untuk kreatif dalam penggunaan metode pembelajan agar tidak membosankan anak didik.Hanya guru yang bisa mengetahui karakter anak di sekolah dan guru juga yang bisa meningkatkan motivasi anak agar lebih berkembang.Guru harus bisa mengikuti zaman agar proses pembelajaran tidak ketinggalan.Pembelajaran dikatakan berhasil jika anak didik antusias,tidak bosan dan hasil memuaskan.Anak didik akan antusias apabila guru bisa menciptakan metode pembelajaran yang dapat merangsang daya tarik mereka untuk mengamati dan mencoba.

Baca juga:  Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Melalui Metode TTS ( teka-teki silang ) pada Materi Dinamika Penduduk Benua Asia


Nurul Hidayah,S.Pd.SD
Guru SDN Silo Bruno
Purworejo

iklan