JATENGPOS.CO.ID, – Dalam pembelajaran matematika dikenal istilah KPK dan FPB. KPK atau Kelipatan Persekutuan Terkecil merupakan kelipatan dari suatu bilangan tetapi nilainya yang paling kecil. FPB atau Faktor Persekutuan Terbesar dari faktor-faktor atau angka-angka pembagi yang paling besar dari suatu bilangan. KPK dan FPB ini merupakan salah satu materi yang diajarkan di bangku Sekolah Dasar (SD). Kira-kira bagaimanakah anak-anak dalam menerima materi ini? Apakah mereka dapat memahaminya dengan mudah? Dengan melihat kenyataan di lapangan, ternyata anak-anak SD masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal materi KPK dan FPB. Meskipun ada beberapa anak yang menganggap hal ini mudah untuk dikerjakan, namun banyak juga dari mereka yang masih merasa kesulitan untuk mengerjakannya. Untuk itu ada satu metode yang mampu untuk memudahkan anak-anak dalam mencari KPK dan FPB dari suatu bilangan, ada metode Tusuk Sate. Metode ini dapat dipakai dengan catatan siswa harus lancar dalam perkalian terlebih dahulu serta mengenal bilangan prima. Apabila siswa belum lancar dalam perkalian, maka metode Tusuk Sate ini tidak dapat dilaksanakan dengan mudah.
Sebenarnya dalam menentukan KPK dan FPB, ada beberapa metode yang dapat digunakan. Diantaranya dapat dengan menggunakan himpunan faktor persekutuan, dengan menggunakan pohon faktor atau faktorisasi prima, dan menggunakan tabel. Sebenarnya menggunakan tabel sama dengan menggunakan metode tusuk sate ini. Hal yang membedakan terdapat pada metode tusuk sate FPB dan KPKnya bisa diketahui secara bersamaan. Sekali menghitung kita sudah dapat mengetahui hasil keduanya. Seperti dikatakan dalam pepatah, “sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”.
Adapun cara menggunakan metode tusuk sate sebagai berikut, kita bagi bilangan yang ada pada soal tersebut dengan bilangan prima terkecil hingga habis semua, ditandai dengan hasil akhir harus 1. Bilangan prima yang terkecil diletakkan di sebelah kiri, dan yang akan jadi pembagi angka-angka tersebut. Ketika bilangan tersebut sama-sama bisa dibagi dengan bilangan prima tadi, maka tulis bilangan prima tersebut di sebelah kanan. Tetapi jika hanya salah satu yang dapat dibagi dan yang lainnya tidak bisa, cukup tulis di sebelah kiri saja. Dengan kata lain jika bilangan tersebut dapat membagi kotak kanan dan kiri, maka yang di sebelah kanan dituliskan sebagai FPB, sedangkan hasil di sebelah kiri sebagai KPK. Sebagai contoh mencari KPK dan FPB dari dua bilangan : 12 dan 20, serta KPK dan FPB dari tiga bilangan : 12, 20 dan 32 di bawah ini:
12 | 20 | ||
2 | 6 | 10 | 2 |
2 | 3 | 5 | 2 |
3 | 1 | 5 | |
5 | 1 | 1 |
12 | 20 | 32 | ||
2 | 6 | 10 | 18 | 2 |
2 | 3 | 5 | 9 | 2 |
3 | 1 | 5 | 3 | |
5 | 1 | 1 | 3 | |
3 | 1 | 1 | 1 |
|
|||||
|
|||||
Metode ini kami rasa lebih mudah diterima oleh siswa dibanding menggunakan pohon faktor ataupun dengan mencari kelipatan dan faktor dari bilangan. Kami sudah mencoba menerapkan pada siswa di sekolah dan ternyata memang benar. Siswa bisa mengerjakannya dan tidak merasa kesulitan dalam mencari KPK dan FBP. Bahkan siswa menanyakan untuk mengerjakan KPK dan FPB lagi. Itulah yang telah kami lakukan di sekolah bersama siswa kami.
Dengan metode Tusuk Sate kami rasa akan dapat membantu siswa untuk menyelesaikan soal KPK dan FPB dengan cepat utamanya pada soal pilihan ganda. Hal ini akan membuat siswa lebih mudah dan efektif waktu dalam mengerjakannya. Jika mencari FPB dan KPK dengan cara mencari kelipatan serta dengan mencari faktor membutuhkan waktu lebih banyak dan kurang efektif.
Demikian tadi tentang penggunaan metode Tusuk Sate dalam menentukan KPK dan FPB suatu bilangan yang dapat diterapkan pada siswa di Sekolah Dasar. Dengan diterapkannya metode Tusuk Sate dalam pembelajaran matematika untuk mencari KPK dan FPB, semoga siswa Sekolah Dasar semakin senang terhadap pelajaran matematika dan tidak merasa bosan. Selain itu, semoga siswa lebih semangat untuk belajar serta bertambah wawasannya.
BUDIARTI,S.Pd.S.D.
SD Negeri I Jenarwetan, Purwodadi, Purworejo