Metode Wisata Kuliner Tingkatkan Konversi Teks Cerita Sejarah

Praheni, S.S. guru di SMK Negeri 1 Salatiga
Praheni, S.S. guru di SMK Negeri 1 Salatiga

JATENGPOS.CO.ID, – Hasil mengerjakan tugas mengonversi teks cerita sejarah peserta didik di SMK Negeri 1 Salatiga masih tergolong rendah. Dari 34 orang peserta didik rata-rata kelas 68,97 dan persentase ketuntasan klasikal hanya 35,29%. Peserta didik kurang berminat pada pembelajaran mengonversi teks cerita sejarah. Pemahaman mereka tentang bentuk-bentuk teks lain masih kurang sehingga mereka kurang mampu untuk mengonversi teks cerita sejarah. Seringkali guru kurang dapat memotivasi dan membiasakan peserta didik untuk belajar mengonversi. Selain itu metode pembelajaran yang digunakan guru kurang kreatif sehingga membosankan peserta didik. Seringkali guru hanya menggunakan metode ceramah yakni materi disampaikan dengan cara memberi contoh pada peserta didik dan menunjukkan secara langsung materi yang diajarkan tanpa memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menggali materi secara mandiri. Sebagai guru hendaknya pandai dalam memilih metode pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Metode wisata kuliner bervariasi merupakan metode cooperative learning methods. Cooperative learning methods atau pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja berdasarkan kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Pembelajaran kooperatif ini membentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Baca juga:  Penguatan Karakter Siswa Melalui Permainan Sepak Bola

Mengonversi teks adalah tindakan mengubah bentuk suatu teks dari bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Aktivitas mengonversi bisa dilakukan apabila struktur teks sudah tersusun secara runtut. Misalnya mengubah bentuk teks cerita sejarah menjadi puisi, cerpen, pantun, dan teks laporan hasil observasi.

Cerita sejarah merupakan cerita yang isinya jalinan berdasarkan fakta-fakta atau peristiwa sejarah (fakta historis) atau kehidupan tokoh dalam sejarah. Menurut Abrams (dalam M. Basiran dan Maskurun, 2015:1) menyebutkan adanya jenis fiksi historis, yaitu jenis fiksi yang menggunakan fakta atau peristiwa atau tokoh sejarah sebagai dasar penulisannya. Fakta, peristiwa, atau tokoh sejarah tersebut digabung dengan hasil imajinasi, sehingga lahirlah karya fiksi yang berlatar belakang sejarah.

iklan

Metode wisata kuliner bervariasi adalah metode pembelajaran dimana peserta didik membuat suatu daftar baik berupa tulisan maupun skema sesuai hal-hal yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi di setiap kelompok untuk dipajang di depan kelas. Dinamakan metode wisata kuliner karena kami melakukan kegiatan pembelajaran ini di kelas jurusan tata boga, jadi stand atau gallery tiap kelompok dianggap sebagai sebuah restoran yang menyajikan kuliner atau masakan yang beraneka ragam. Setiap kelompok menilai hasil karya kelompok lain yang ditampilkan di muka kelas kemudian mempertanyakan pada saat diskusi kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain. Pajangan karya peserta didik dilakukan setelah peserta didik menyelesaikan tugasnya. Pajangan tiap kelompok diibaratkan sebuah restoran yang menyajikan olahan masakan berbentuk hasil karya yaitu berusaha hasil konversi teks cerita sejarah misalnya puisi, pantun, syair, drama, cerpen, ataupun teks laporan hasil observasi. Tiap kelompok bisa berbeda sajian yang dihidangkan tergantung hasil diskusi kelompok masing-masing.

Baca juga:  PBL Tingkatkan Kemampuan Pemahaman Matematika

Langkah-langkah penerapan metode wisata kuliner bervariasi adalah peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok mengerjakan menggunakan kertas plano kemudian hasil kerja ditempelkan di dinding kelas. Kertas plano yang ditempelkan dianggap sebagai sebuah restoran yang menyajikan berbagai menu masakan yang siap didatangi pengunjung pecinta wisata kuliner. Tiap restoran ditunggui oleh dua orang pramusaji yang siap melayani kebutuhan wisatawan yang datang, misalnya menjelaskan tentang pertanyaan wisatawan yang datang ataupun mengoreksi bersama-sama sajian masakan yang masih kurang tepat. Peserta didik yang lain siap berperan sebagai wisatawan yang siap untuk berkeliling mendatangi restoran-restoran dari kelompok lain.

Pada pembelajaran dengan menggunakan metode wisata kuliner bervariasi terdapat kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajarannya. Adapun kelebihannya adalah peserta didik terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar, membiasakan peserta didik bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar rekan sekelasnya, terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran, dan mengaktifkan peserta didik selama proses belajar, serta membiasakan peserta didik memberi dan menerima kritik dari orang lain. Sedangkan kelemahan metode wisata kuliner bervariasi adalah bila anggota kelompok terlalu banyak, terjadi sebagian peserta didik menggantungkan kerja kepada teman sekelompok sehingga guru perlu ekstra hati-hati dan cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individu dan kolektif. Selain itu, pengaturan setting kelas untuk pembagian lokasi restoran juga cenderung lebih rumit karena melibatkan mobilitas banyak peserta didik. Setelah semua kelompok melaksanakan tugas, guru memberi kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman peserta didik. Dengan demikian mereka dapat belajar dengan lebih menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai (Ismail, 2008:90).

Praheni, S.S.

Baca juga:  Serunya Berkebun Sambil Belajar

guru di SMK Negeri 1 Salatiga

iklan