JATENGPOS.CO.ID, – Lulusan SMK harus menguasai dua jenis kompetensi: kompetensi produktif dan kompetensi antar pribadi (interpersonal skills). Kompetensi yang kedua memegang peranan yang sangat penting dalam dunia kerja. Oleh karena itu, pelajaran bahasa, terutama bahasa Inggris memainkan peran yang penting karena tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar yang digunakan secara luas di dunia kerja.
Di kalangan SMK dikenal istilah dunia usaha dan industry -DUDI-, dimana bahasa Inggris digunakan oleh tenaga kerja bukan hanya untuk memahami petunjuk, surat bisnis, maupun bermacam instruksi yang tertera pada peralatan saja, namun juga menjadi sarana untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Melihat kenyataan tersebut, menjadi hal yang mutlak, pelajaran bahasa Inggris di SMK harus mampu membuat siswa berani dan terbiasa berkomunikasi secara lisan dan tertulis dalam bahasa Inggris secara aktif.
Harus kita akui, sebagai pendidik tingkat SMK, kita sering mendengar keluhan dari dunia industry tentang rendahnya kemampuan lulusan SMK untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris, terutama dalam berkomunikasi secara lisan secara aktif.
Oleh karena itu, guru pengampu mata diklat Bahasa Inggris harus mencari metode yang menarik agar dapat merangsang peserta didik untuk berani berbicara dalam bahasa tersebut. Secara psikologis, menggunakan bahasa asing sering dihantui pikiran takut salah dan rasa malu. Akhirnya mereka memilih untuk berbicara sedikit atau bahkan diam. Guru sebaiknya bisa memancing siswa agar berani berbicara bahasa Inggris tanpa beban dan takut atau malu . Salah satunya bisa menerapkan belajar kelompok yang diharapkan akan membuat siswa merasa nyaman dan tidak kuatir akan dinilai atau disalahkan karena mereka merasa masih satu tingkat pemahaman.
Salah satu teknik sederhana yang bisa diterapkan di tingkat SMK adalah teknik One-Minute Speech, yaitu penerapan teknik menyampaikan gagasan selama satu menit. Ini diterapkan dengan tujuan untuk melatih siswa berbicara dalam waktu satu menit di dalam kelompoknya untuk menjelaskan suatu benda, tempat atau seseorang dengan alat bantu sebuah gambar.
Teknik pengajaran ini dapat diterapkan untuk melatih fungsi bahasa: describing, giving information atau giving opinion.
Dengan disediakan stimulus berupa gambar, siswa menjelaskan benda, peristiwa atau seseorang yang ada dalam gambar dengan menggunakan bahasa Inggris. Guru dan teman dalam kelompoknya akan mendengarkan. Kesalahan tata bahasa ataupun pengucapan yang mungkin terjadi akan dibahas setelah pidatonya selesai.
Tujuan akhir dari teknik ini adalah siswa mampu mengungkapkan gagasan dalam waktu satu menit.
Banyak manfaat yang bisa diambil dari penerapan teknik ini. Bagi siswa, teknik ini akan memberi pengalaman berbicara dalam bahasa Inggris secara individual selama satu menit. Bagi guru, ini bisa jadi sebagai umpan balik keberhasilan proses mengajarnya. Bagi sekolah, teknik semacam ini bisa meningkatkan kemampuan siswa yang akan menunjang mutu sekolah.
Nur Choiriyah, S.Pd.
Guru Bahasa Inggris SMK N 1 Salatiga