Optimalisasi Pembelajaran IPA Berbasis LDS

Agus Dwianto SMPN 2 Paranggupito, KabupatenWonogiri
Agus Dwianto SMPN 2 Paranggupito, KabupatenWonogiri

JATENGPOS.CO.ID, – Pembelajaran IPA di Indonesia saat ini dinilai masih belum optimal. Suastra (Dwianto, 2015) menyatakan bahwa pembelajaran IPA masih menitik berat kan pada padaa spek kognitif saja. Itu pun dirasa masih berupa hafalan rumus dan hafalan konsep saja. Siswa kurang memahami berbagai fakta, konsep, prinsip, hokum maupun teori IPA yang dipelajari. Pembelajaran IPA dinilaihanya menekan kan pada tujuan kognitif dengan mengabaikan sikap, proses, kreativitas, aplikasi dan hubungan antar konsep.Akibatnya pembelajaran IPA dirasa kurang bermakna bagi siswa.

Awalnya IPA dipandang sebagai pengetahuan mengenai alam semesta yang terakumulasi melalui rekaman sejarah. Selanjutnya muncul perhatian ke arah proses IPA, yaitu berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menemukan pengetahuan yang baru. Tahap selanjutnya hakikat IPA dipahami sebagai content(isi) dan process (proses). HinggaakhirnyaMcCormack & Yager mengembangkan taksonomi pendidikan IPA dalam lima domain sains (LDS) yang dinilai dapat menjawab seluruh  aspek IPA dalam pembelajaran. LDS meliputiknowledge, process of science, creativity, attitudinal, dan application and connections domain(McCormack, 1995: 24).

Baca juga:  Mendidik Siswa dengan Cinta

LDS merupakan pengembangan dari taksonomi Bloom. Umumnya pembelajaranberbasistiga domain Bloom jugamasihmenitikberatkan pada tujuan ranah kognitif dan menghindari tujuan ranah afektif. Akibatnya, pembelajaran berlangsungtidak menyenangkan, didominasi ceramah guru, terkesan monoton, tidak mengembangkan kreativitassiswa, dan pembelajaranmenjadi tidak efektif. Dengan pengembangan LDS, siswaakan mendapatkan pembelajaran IPA yang lebih bermakna dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Lantas, bagaimana optimalisasi pembelajaran IPA berbasis LDS ini dilaksanakan?

Pertama,knowledge domain. Pengetahuan dalam IPA mencakup fakta, konsep, hukum maupun prinsip. Berbagai cakupan pengetahuan ini diklasifikasikan ke dalam topik-topik seperti optik, gerak, materi, energi, hewan, dan tumbuhan. Guru harus mampu mengembangkan akivitas pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa menguasai semua cakupan itu.Misalnya dengan melakukan demonstrasi atau eksperimen. Siswa dilatih untuk mampu membandingkan antara asumsi dan fakta yang diamati.

iklan
Baca juga:  Peta Konsep Aktifkan Pembelajaran Sistem Pernapasan

Kedua,process of science domain.IPA sebagai ilmu pengetahuan dikembangkan para ilmuwan melalui keterampilan prosessains. Guru harus mampu menanamkan keterampilan para ilmuwan ini kepada para siswapada saat pembelajaran. Domain proses IPA meliputiketerampilan mengamati, mengklasifikasi dan mengorganisasi, mengukur dan membuat grafik, mengomunikasikan, memprediksi dan menyimpulkan, mengajukan hipotesis, menguji hipotesis, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, menafsirkan data, menyusun instrumen, maupun penggunaan alat sederhana dan model. Domain ini dapat dikembangkan melalui kegiatan observasi, eksperimen, presentasi, membuat model, dansebagainya.

Ketiga,creativity domain.Pembelajaran IPA harus mampu mengembangkan kreativitas siswa. Tantangan besar di abad ke-21 ini mesti dihadapi dengan mengembangkan kreativitas. Tentu saja kreativitas ini dimulai dari guru. Tunjukkan kreativitas dalam mengajar, sehingga para siswa pun akan menjadi sosok yang kreatif. Misalnya dengan penggunaan alat peraga dan berbagai teknologi baru saat mengajar.

Baca juga:  Trik Mudah Taklukkan UN Bahasa Indonesia

Keempat, attitudinal domain. Pembelajaran IPA juga harus mengembangkan sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah meliputi rasa ingin tahu, teliti, jujur, berpikir kritis, dantekun, dan sanggup bekerjasama. Kegiatan ekseperimen maupun penugasan berkelompok sangat tepat untuk mengembangkan domain ini.

Kelima, application and connections domain. Pembelajaran IPA harus dapat menjadi kan siswa mampu mengamati contoh konsep-konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.Selain itu, siswa harus dilatih kemampuannya menerapkan keterampilan dan konsep-konsep IPA dalam permasalahan teknologi sehari-hari.Dengan pembelajaran IPA berbasis LDS maka pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.

Agus Dwianto

SMPN 2 Paranggupito, KabupatenWonogiri

iklan