Pelajar di Pati Akan Dapat Subsidi Kuota Internet untuk Aplikasi Pendidikan

Bupati Pati Haryanto saat menerima bantuan kartu perdana yang berisi kuota 10 GB untuk diberikan kepada pelajar sebagai bentuk dukungan terhadap pembelajaran jarak jauh saat peluncuran program Telkomsel "Merdeka Belajar Jarak Jauh" di Pendopo Kabupaten Pati, Selasa (8/9/2020).

JATENGPOS.CO.ID, PATI – Pelajar di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mendapatkan subsidi kuota internet dari salah satu penyedia jasa layanan telekomunikasi terkemuka untuk mendukung pembelajaran jarak jauh atau sekolah daring.

“Total kartu perdana yang disediakan oleh pihak PT Telkomsel dalam rangka mendukung ‘merdeka belajar jarak jauh’ sebanyak 39.915 kartu dengan jumlah setiap kartu perdana memiliki kuota 10 gigabyte (GB) yang bisa dipakai untuk aplikasi pendidikan,” kata Bupati Pati Haryanto pada peluncuran program Telkomsel “Merdeka Belajar Jarak Jauh” di Pendopo Kabupaten Pati, Selasa.

Ia menganggap kegiatan ini merupakan bentuk dukungan dari Pemkab Pati bekerja sama dengan Telkomsel dengan memberikan paket data murah guna menyukseskan pembelajaran daring.

Baca juga:  Pemkot Semarang Sediakan Kuota Internet Gratis bagi Siswa TK sampai SMP

Dengan adanya bantuan tersebut, diharapkan dapat membantu ribuan siswa dari SD, SMP, SMA dan SMK yang tidak memiliki pasokan kuota internet untuk mendukung belajar daring.

iklan

“Harapannya, dengan adanya bantuan ini bisa menambah semangat anak-anak untuk belajar, berkarya,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan terima kasih dan mendukung program dari Telkomsel di Kabupaten Pati.

Ia mengingatkan bahwa subsidi kuota 10 GB yang diberikan hanya bisa dipakai untuk keperluan belajar daring, terutama untuk menggunakan aplikasi bejalar seperti ruang guru, zenius, quipper, zoom, serta portal e-learning lainnya.

Tujuannya, lanjut dia, untuk memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh sehingga lebih efektif.

Baca juga:  Siswa SMP di Kudus Dapat Kuota Internet Gratis untuk Sekolah Online

Kabupaten Pati sendiri, kata dia, hingga kini belum mendapatkan rekomendasi dari Menteri Pendidikan untuk melakukan pembelajaran tatap muka, mengingat masih dikhawatirkan akan muncul klaster baru. (fid/ant)

iklan