JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Pemerintah Kota Surakarta mengizinkan pedagang kaki lima (PKL) di Shelter Manahan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah tetap berjualan menyusul penundaan pelaksanaan Piala Dunia U-20 2021 akibat pandemi COVID-19.
“Kalau seperti itu kan (adanya penundaan), kebijakannya harus diubah lagi, tidak perlu digeser sekarang,” kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Minggu.
Ia mengatakan justru dengan penundaan tersebut bisa menjadi kesempatan pemerintah daerah untuk menata shelter yang ada di kawasan luar Stadion Manahan.
“Ke depan shelter-shelter ini tidak lagi di seputaran stadion tetapi ada satu tempat khusus yang menunjukkan (identitas Solo) sebagai wisata kuliner. Kalau sekarang saya ada kebijakan baru, meliburkan shelter kami tunda dulu,” katanya.
Apalagi, dikatakannya, sektor kuliner menjadi salah satu penopang perekonomian di Kota Solo sehingga aktivitas pedagang tetap dipertahankan.
Sementara itu, sebelum akhirnya diputuskan ditunda, Pemerintah Kota Surakarta meminta sejumlah pedagang untuk segera meninggalkan Shelter Manahan maksimal akhir tahun ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan untuk PKL Manahan Solo tersebut nantinya akan dipindah ke beberapa shelter lain, di antaranya Kerten, Pajang, shelter buah Purwosari, dan Mojosongo.
“Khusus untuk pakaian akan kami masukkan ke pasar, seperti Pasar Jebres masih ada ruang untuk pedagang pakaian. Selain itu juga Pasar Ayu Balapan, tinggal mereka pilih yang mana,” katanya.
Meski demikian, pihaknya juga mempersilahkan jika ada pedagang yang ingin mencari tempat sendiri, baik itu lokasi PKL lain maupun berjualan di rumah masing-masing.
Ia mengatakan jumlah pedagang di PKL Manahan sendiri sebanyak 140 orang. Terkait rencana pemindahan tersebut, pihaknya sudah melakukan sosialisasi sejak beberapa waktu lalu. (fid/ant)