JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Pemerintah Kota Surakarta melakukan simulasi sekolah tatap muka untuk siswa kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Hasil rapat kemarin dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dari pengawas mengusulkan 23 sekolah (untuk mulai tatap muka, red.), tetapi pak wali ‘dawuh’ (memerintahkan, red.) dua dulu tambah MTSN, karena guru dan penjaga kan juga harus di-‘rapid’ (tes cepat),” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati di sela simulasi di SMPN 4 Surakarta, Selasa.
Ia mengatakan beberapa yang disimulasikan di antaranya sebelum masuk ke kawasan sekolah, para siswa dicek suhu tubuh dengan menggunakan thermo gun atau termometer inframerah.
Dia mengatakan jika suhu tubuh lebih dari 37 derajat celcius maka siswa tersebut langsung masuk ke ruang isolasi yaitu unit kesehatan sekolah (UKS).
“Mereka masuk ke UKS untuk dirawat sambil menunggu dijemput olah orang tua, tetapi kalau orang tua mereka masih di situ ya langsung diminta untuk pulang,” katanya.
Selain itu, ada pula tempat untuk cuci tangan, sedangkan mengenai bilik sterilisasi, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing sekolah.
Ia mengatakan jika sekolah tidak mampu maka tidak diwajibkan untuk menyediakan bilik sterilisasi.
“Protokol yang lain adalah para siswa dan guru wajib pakai masker dan jaga jarak hingga masuk kelas,” katanya.
Ia mengatakan untuk memastikan penerapan jaga jarak, untuk kegiatan belajar mengajar para siswa dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas seharusnya.
“Kapasitas setiap kelas kan 32 siswa, selama pandemi ini hanya 16 siswa. Sistemnya nanti seminggu belajar di sekolah dan seminggu belajar di rumah. Bergantian seperti itu,” katanya.
Ia mengatakan simulasi akan dilakukan selama dua minggu. Jika simulasi berjalan dengan baik maka setiap dua minggunya tatap muka juga akan diterapkan di kelas di bawahnya.
Selanjutnya, ditargetkan pada awal tahun depan seluruh sekolah mulai dari PAUD hingga SMA sudah bisa melakukan KBM secara tatap muka.
Dia mengatakan awalnya sekolah tatap muka akan dilakukan untuk 23 SMP, tetapi karena arahan Wali Kota saat ini penerapannya masih dibatasi.
Ia mengatakan 21 sekolah yang lain akan menyusul dalam waktu dekat.
Rekaman dari simulasi tersebut akan disebarkan kepada masyarakat sebagai bentuk dari sosialisasi.
“Tutorial ini dibagikan ke masyarakat lewat Diskominfo, bisa saja lewat videotron, yang penting sampai ke masyarakat,” katanya. (fid/ant)