Pencarian Korban Mbah Slamet Dihentikan Sementara, Polisi Fokus Identifikasi

RUMAH PEMBUNUH BERANTAI: Rumah Slamet Tohari pelaku penipuan dan pembunuhan sadis bermodus dukun pengganda uang terlihat paling mentereng dibandingkan tetangga sekitarnya. FOTO:IST

BANJARNEGARA. JATENGPOS.CO.ID- Pencarian korban di lahan perbukitan milik Slamet Tohari atau Mbah Slamet dukun penggandaan uang di Banjarnegara dihentikan sementara. Saat ini polisi tengah fokus melakukan identifikasi korban.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, pihaknya saat ini tengah fokus mengidentifikasi korban pembunuhan. Mengingat saat ini, masih ada 9 korban yang belum teridentifikasi.

“Kita masih menunggu korban yang sudah ditemukan identifikasinya. Baru ada satu korban dari Sukabumi dan dua korban dari Lampung yang sudah teridentifikasi,” ujarnya saat ditemui di posko pengaduan orang hilang, Kamis (6/4/2023).

Pencarian korban akan kembali dilakukan setelah ada perkembangan baru. Termasuk menunggu hasil terbaru interogasi pelaku untuk menunjukkan lokasi kemungkinan korban dikubur.

“Bukan kita tidak mencari, tapi harus interogasi tersangka. Dari pada sia-sia sampai TKP jauh dan melelahkan. Ada nggak perkembangannya baru kita lakukan,” sambungnya.

Saat ini, lokasi tempat pembunuhan massal yang dilakukan Mbah Slamet sudah dipasangi garis polisi. Sehingga tidak diperbolehkan pihak luar masuk ke lokasi tersebut.

“Lokasi sudah kami pasang garis polisi. Tidak sembarang orang bisa ke lokasi itu. Termasuk keluarga Mbah Slamet, meski tanah itu milik Mbah Slamet,” kata dia.

Pencarian korban dilakukan pertama pada Sabtu (1/4) dan menemukan satu korban asal Sukabumi. Kemudian pencarian kembali dilakukan pada Senin (3/4). Saat itu polisi menemukan 9 korban yang dikubur di lahan tersebut. Sedangkan pada Selasa (4/4) polisi kembali menemukan dua korban yang merupakan pasangan suami-istri dari Lampung.

Kasus ini pun mengungkap siapa sosok Slamet yang ternyata sangat sadis dan keji tersebut. Lingkungan Slamet pun menjadi sorotan publik. Tidak hanya kesadisannya membunuh 12 korban, tempat tinggalnya pun tidak luput jadi perhatian warga.

Berada di tengah permukiman di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, rumah dua lantai milik Mbah Slamet terlihat menonjol dibanding tetangganya.

Empat pilar yang berdiri tegak di bagian depan rumah kian menambah kesan megah rumah milik dukun pengganda uang ini. Pintu warna cokelat yang dihiasi dengan ukiran terlihat tertutup.

Di sebelahnya menempel rumah permanen warna hijau beratapkan seng. Dua bangunan ini merupakan tempat tinggal Mbah Slamet bersama istri dan anak bungsunya.

Saat masuk rumah, Seneh istri Mbah Slamet menyambut dengan baik. Usai Mbah Slamet ditangkap, kini ia hanya tinggal berdua bersama anak bungsunya.

Tamu biasanya masuk di rumah warna hijau. Di dalamnya terdapat ruang tamu, dan sebelah kiri terlihat ruang ‘TV’. Di ruang itu juga terdapat pintu yang menghubungkan dengan rumah lantai dua di sebelahnya.

Rumah ini seakan menjadi saksi bisu, karena korban dari berbagai daerah berdatangan ke rumah ini. Istrinya Mbah Slamet, Seneh mengatakan jika tamu suaminya sering mengobrol di ruang tamu. Sedangkan dirinya di ruang ‘TV’.

“Saya tahunya ada tamu saya kasih minum. Tamunya di ruang tamu, setelah kasih minum saya kembali lagi duduk di ruang tamu,” kata Seneh, di rumahnya pada Selasa (4/4/2023).

Saat tamu hendak pergi biasanya selalu berpamitan dengannya. Namun ia mengaku tidak tahu ke mana tamunya pergi meninggalkan rumahnya.

“Tamu pulang berpamitan, saya jawab silakan hati-hati. Mau perginya ke mana saya tidak tahu,” sambungnya, seperti dilansir dari detikcom.

Seneh menyebut, terkadang suaminya juga ikut pergi berbarengan dengan tamu berpamitan dengan dirinya. Suaminya berpamitan akan mengantar tamu-tamunya.

“Bapak kadang ikut kadang ngga. Kadang pamit, ‘mak nyong arep jujugna tamu’ (bu saya mau antarkan tamu, red),” ucapnya. (dtc/muz)