PURWOREJO – Masa lima tahun pertama pada anak adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak. Pada masa ini, perkembangan kemampuan fisik/motorik anak diharapkan dapat terjadi secara optimal karena secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi perilaku anak sehari–harinya. Secara langsung, perkembangan kemampuan fisik/motorik anak akan menentukan keterampilannya dalam bergerak. Sementara secara tidak langsung, perkembangan kemampuan fisik/motorik anak akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang pentingnya meningkatkan perkembangan motorik Anak Usia Dini (AUD).
Dalam buku Anak Prasekolah (2000) tertulis Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Jadi, otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.
Sementara dalam buku Balita dan Masalah Perkembangannya (2001) secara umum ada tiga tahap perkembangan keterampilan motorik anak pada usia dini, yaitu: tahap kognitif, asosiatif, dan autonomous. Pada tahap kognitif, anak berusaha memahami keterampilan motorik serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan. Pada tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara mencoba memperbaiki gerakan agar tidak melakukan kesalahan kembali di masa mendatang. Pada tahap autonomous, anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis.
Dari segi fisiologis, pentingnya anak bergerak/berolahraga akan menjaga anak agar tak mendapat masalah dengan jantungnya karena sering dan rutinnya anak bergerak/berolahraga maka akan menstimulasi semua proses fisiologis anak, seperti peningkatan sirkulasi darah dan pernapasannya.
Seorang anak yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan mempunyai rasa percaya diri yang besar, lingkungan dan teman–temannya pun akan menerima anak yang memiliki kemampuan motorik atau gerak lebih baik. Ia akan mempunyai banyak teman dan kegiatannya pun akan semakin banyak karena ia akan diajak mengikuti berbagai kegiatan lainnya. Oleh sebab itu, sebaiknya saat anak usia dini mereka dapat mulai mempelajari berbagai jenis kegiatan fisik/motorik secara bebas sesuai dengan kemampuan mereka sendiri tanpa dibanding–bandingkan dengan anak lainnya. Hal itu akan membuat anak mau melakukan berbagai kegiatan dengan senang hati tanpa rasa takut dan malu.
Meningkatnya kemampuan fisik anak usia dini membuat aktivitas fisik/motorik mereka juga semakin banyak. Maxim (1993) menyatakan bahwa aktivitas fisik/motorik akan meningkatkan pula rasa keingintahuan anak dan akan membuat mereka memperhatikan benda–benda, menangkapnya, mencobanya, melemparkan atau menjatuhkannya, mengambil, menggosok–gosok dan meletakannya kembali benda–benda ke tempatnya. Kegiatan fisik/motorik anak akan dapat meningkatkan kemampuan intelektual anak. Perkembangan kemampuan fisik/motorik anak yang baik dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam hal kreativitas dan imajinasinya.
Berdasarkan pengalaman penulis, disimpulkan bahwa jika keadaan fisik seorang anak baik dan sehat maka ia akan beraktivitas dengan baik pula. Kemampuan fisik dan mental anak yang berkembang dengan baik merupakan dasar bagi anak untuk membangun pengetahuannya lebih tinggi dan luas lagi. Secara fisik anak diarahkan untuk menjadi semakin sehat sesuai dengan bunyi kalimat bijak “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.” Perkembangan motorik anak usia dini adalah dasar untuk memperoleh pengetahuan yang lebih tinggi lagi. Dengan demikian, disarankan kepada para guru khususnya guru PAUD agar dapat memotivasi perkembangan motorik anak usia dini melalui kegiatan yang dilakukan anak di Taman Kanak-Kanak dalam waktu belajar sambil bermain.
Sarmini, S.Pd.AUD.
Guru TK Tunas Bangsa, Kutoarjo – Purworejo