Peran Guru BK, Tingkatkan Motivasi Dalam Belaja

WAHYUDI, S.Pd.

Dimasa pembelajaran yang dilaksanakan dengan sistem daring menyebabkan siswa sulit untuk beradaptasi dengan pembelajaran online siswa banyak yang belum memiliki kesadaran untuk belajar mandiri. Bagi mereka belajar bukanlah suatu kewajiban tetapi belajar adalah suatu beban. Hal ini dibuktikan dengan seringnya siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan secara mandiri di rumah sehingga nilai ulangan baik penilaian harian maupun penilaian tengah semester yang masih dibawah KKM.

 Fenomena ini terjadi pada siswa di SMP Negeri 1 Rakit, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, sehingga menjadi keprihatinan sebagai guru bimbingan dan konseling (BK) untuk berupaya agar masalah tersebut dapat segera teratasi dan masalah peserta didik yang mempunyai motivasi rendah akan menjadi fokus pengamatan dengan menghubungkan peran guru BK dalam melaksanakan tugasnya untuk mengatasi motivasi peserta didik yang rendah. Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran lebih lanjut (Hurlock, 1980).

Baca juga:  Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi melalui Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas II SD

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Remaja yang berusaha menemukan identitas dirinya dihadapkan pada situasi yang menuntut harus mampu menyesuaikan diri bukan hanya terhadap dirinya sendiri tetapi juga pada lingkungannya, dengan demikian remaja dapat mengadakan interaksi yang seimbang antara diri dengan lingkungan sekitar.

Penyesuaian diri menuntut kemampuan remaja untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga remaja merasa puas terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Disini siswa perlu diberikan motivasi, guna memberikan stimulus dan penyemangat saat menerima pembelajaran. motivasi belajar adalah  factor pendukung untuk meningkatkan prestasi belajar.

iklan
Baca juga:  Membina Bahasa Tutur Siswa

Menurut Uno (2003: 34) Beberapa macam teknik motivasi yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan pembelajaran agar siswa dapat mencapai prestasi belajar sesuai yang diharapkan adalah 1) berikan penghargaan secara verbal, 2) menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan hasil belajar siswa, 3) menimbulkan rasa ingin tahu, 4) gunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar, 5) gunakan simulasi dan permainan, 6) beri kesempatan pada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum, 7) membuat persaingan yang sehat diantara siswa.

Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah. Dalam proses konseling, khususnya melalui pendekatan terapipemusatan siswa, konselor tidak boleh memaksakan keinginannya pada siswa, walaupun sebenarnya kehendak atau keinginan itu mendatangkan nilai positif pada siswa. Oleh karena itu, konselor hendaklah memperhatikan tugas dan peranannya dalam proses konseling.

Baca juga:  Menggambar Tingkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak TK

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena adanya motivasi. motivasi siswa untuk belajar dilakukan dengan mengoptimalkan kemampuan siswa. mengarahkan perilaku siswa. Guru BK berperan sebagai pembimbing agar peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang terarah menjadi baik dalam keseluruhan proses pendidikan, guru BK berkolaborasi dengan guru mata pelajaran agar adanya kerja sama kedua belah pihak, guru BK memberikan layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, harapannya akan terbentuk siswa yang mampu mandiri dan belajar pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajarnya seperti yang terjadi pada siswa siswi di SMP Negeri 1 Rakit, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara.

Oleh :

WAHYUDI, S.Pd.

Guru Bimbingan Konseling

SMP Negeri 1 Rakit, Kabupaten Banjarnegara

iklan