JATENGPOS.CO.ID, SRAGENĀ – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah merencanakan membuka sekolah tatap muka pada semester mendatang atau tahun ajaran baru. Belajar tatap muka dilakukan bila para guru dan tenaga kependidikan sudah divaksin.
Sementara untuk anak-anak sekolah yang belum memungkinkan divaksin, harus dilindungi sedemikian rupa agar mereka terhindar dari virus Covid 19. Apalagi mereka yang sudah divaksin, belum tentu imunitas atau kekebalan tubuhnya bisa menjadi sesuai harapan.
āKalau saya harapannya ada juga dibuat vaksin untuk anak-anak, tapi sampai dengan hari ini hanya ada bagi orang dewasa dan manula saja. Kemendikbud harus mencari strategi yang jitu untuk membuka proses belajar tatap muka sekaligus melindungi anak-anak sekolah dari penularan Covid 19,ā kata Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti tatkala ditemui di Sragen.
Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengungkapkan, secara ideologis, pihaknya berharap sekolah tatap muka segera berjalan. Anak-anak kehilangan masa belajar mengenai kehidupan ketika mereka tidak bertatap muka. Banyak hal yang tidak bisa dipahami dan diajarkan guru kepada anak didiknya hanya dengan belajar secara online.
Pembelajaran tatap muka yang dilakukan, harus selalu mengikuti protokol kesehatan. Sekolah bisa mengatur proses pembelajaranya. Seperti bila sistem pembelajaran dilakukan bergiliran, dengan 50 persen kehadiran siswa tetapi masih dirasa untel-untelan maka menjaga jarak aman atau social distancing harus tetaap dilakukan. Juga tidak boleh lebih dari dua jam pelajaran dan lain sebagainya, karena itu formatnya harus dibuat Kemendikbud.
Terkait vaksinasi untuk para guru dan tenaga kependidikan, harus sudah selesai sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka dimulai kembali. āVaksin diberikan untuk guru dan tenaga kependidikan. Seperti tenaga administrasi sekolah, penjaga dan tukang kebersihan sekolah juga harus divaksin. Bahkan kalau perlu, di lingkaran lingkungan sekolah, seperti kantin,ā tandasnya. Pihaknya berharap, anak-anak sekolah juga bakal divaksin, tentunya dengan vaksin dan dosis untuk anak-anak.
Saat ini, nampaknya hal itu juga sedang disiapkan pemerintah. āMudah-mudahan segera ada, mungkin masih rencana yang dicarikan formula-formulanya,ā. Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah IV (Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Wonogiri) ini mengemukakan, vaksinasi untuk anak-anak sekolah khususnya, juga menjadi tanggungjawab negara.
Apalagi sekarang ini memang dalam posisi pandemi dan pemerintah sendiri juga menyatakan bila saat ini dalam keadaan darurat kesehatan dan setiap pembiayaan negara dikurangi digunakan untuk penanganan dan menurunkan angka penularan Covid 19, maka vaksinasi itu menjadi tanggungjawab negara.
āVaksinasi mandiri ada bagi mereka-mereka yang memiliki kemampuan keuangan, tapi untuk masyaarakat secara umum harus gratis,ā tegas Agustina. (ars/rit)