JATENGPOS.CO.ID, SOLO – PT Pertamina (Persero) memprediksikan penurunan volume konsumsi elpiji dan BBM di akhir tahun seiring dengan ditiadakannya cuti panjang Natal dan Tahun Baru 2021.
“Untuk di Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) prediksinya penyaluran produk terutama BBM jenis gasoline turun 11 persen dibandingkan tahun lalu yaitu dari 14.000 kiloliter (KL) menjadi 12.600 KL,” kata Pejabat Sementara (Pjs) Unit Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Jawa Bagian Tengah Arya Yusa Dwicandra di Solo, Rabu.
Ia mengatakan meskipun jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu, jika dibandingkan rata-rata harian selama pandemi COVID-19 yang berada di angka 11.750 KL maka prediksi BBM jenis gasoline Natal dan Tahun Baru 2021 naik sebesar 8 persen.
Selanjutnya, untuk konsumsi produk lainnya seperti BBM jenis gasoil, pihaknya memprediksi akan terjadi penurunan sebesar 11 persen yaitu dari 5.700 KL menjadi 5.100 KL/hari. Ia mengatakan penurunan ini diperkirakan akan terjadi mengingat pengguna kendaraan jenis diesel yang didominasi oleh sektor industri akan libur selama Natal dan Tahun Baru.
Sedangkan untuk produk elpiji diperkirakan masih sama dengan masa Satgas di tahun sebelumnya yaitu ada peningkatan sebesar 10 persen untuk elpiji jenis PSO, yaitu tabung berukuran 3 kg dan 11 persen untuk elpiji nonsubsidi atau non-PSO.
“Peningkatan tertinggi untuk elpiji, kami prediksi akan terjadi di tanggal 22 Desember 2020 jelang Hari Raya Natal dan 29 Desember 2020 jelang tahun baru. Meski demikian, kami tetap mengimbau kepada konsumen agar menyiapkan stok elpiji di beberapa hari sebelum tanggal tersebut sebagai antisipasi kesediaan stok di pangkalan kami,” katanya.
Sementara itu, untuk di Soloraya pihaknya mencatat rata-rata konsumsi harian BBM jenis gasoline di beberapa kota dan kabupaten di Soloraya yang terdiri dari Surakarta, Sragen, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, dan Karanganyar saat ini berada di angka 2.000 KL/hari. Ia mengatakan angka tersebut masih 7 persen di bawah rata-rata konsumsi harian pada saat sebelum pandemi.
“Angka tersebut sudah beranjak mendekati rata-rata normal sebelum pandemi yang berada di angka 2.150 KL/hari,” katanya.
Untuk jenis gasoil di Soloraya, dikatakannya, rata-rata konsumsi harian saat ini berada di angka 835 KL/hari. Menurut data, angka tersebut juga masih di bawah konsumsi normal pada sebelum pandemi sekitar 6 persen, yaitu di angka 880 KL/hari pada bulan Januari-Februari.
Sedangkan untuk elpiji, menurut dia, sejauh ini konsumsinya cenderung stabil meski ada pandemi. Ia mengatakan untuk rata-rata konsumsi harian saat ini berada di angka 675 MT/hari.
“Angka meningkat secara stabil karena elpiji merupakan kebutuhan sehari-hari meskipun ada pandemi COVID-19,” katanya. (fid/ant)