PMR Tingkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Pecahan

Ridiyanto, S.Pd Guru SDN 1 Tlogopucang, Kandangan, Temanggung
Ridiyanto, S.Pd Guru SDN 1 Tlogopucang, Kandangan, Temanggung

Kegiatan pembelajaran di sekolah dasar harus dilaksanakan dan diterapkan secara optimal untuk semua mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar, termasuk pada mata pelajaran matematika. Salah satu materi pada mata pelajaran matematika yaitu tentang operasi hitung bilangan pecahan. Materi ini membutuhkan pemahaman konsep yang lebih sulit dibandingkan dengan materi lainnya, sehingga banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi ini dan hasilnya kurang optimal.

Hasil dari pengamatan guru kelas V B SD Negeri 1 Tlogopucang bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan pada pokok bahasan operasi hitung bilangan pecahan. Ini terbukti dari tiga tahun terakhir nilai matematika khususnya pada materi operasi hitung pecahan mengalami penurunan secara terus-menerus, dengan KKM 70 tahun 2015 persentase siswa yang memenuhi KKM mencapai 68%, tahun 2016 siswa yang memenuhi KKM sebanyak 42%, dan tahun 2017 siswa yang mencapai KKM hanya mencapai 32%.

Baca juga:  Kopi Tingkatkan Hasil Belajar Perkalian

Dimyati dan Mudjiono (2006) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Upaya untuk menunjang keberhasilan pembelajaran adalah dengan digunakannya pendekatan, model atau metode pembelajaran maupun media pembelajaran yang menarik dan efektif sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari. Suatu ilmu pengetahuan akan bermakna bagi pembelajar jika proses belajar melibatkan masalah realistik (Freudenthal,1973 dalam buku Ariyadi Wijaya, 2011). Salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kebermaknaan ilmu pengetahuan adalah Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education) atau PMR.

PMR merupakan pembelajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Menggunakan masalah kontekstual b) Menggunakan model c) Menggunakan hasil dan konstruksi siswa sendiri, siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep-konsep matematis, di bawah bimbingan guru. d) Pembelajaran terfokus pada siswa. e) Terjadi interaksi antara murid dan guru.


Baca juga:  Strategi WiPT Tingkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi SPLDV

Langkah pertama dalam pembelajaran ini adalah penyajian materi. Siswa diberikan masalah nyata oleh guru tentang penjumlahan pecahan, misalnya “Suatu hari Roni diberi  bagian kue jenang oleh ayah. Kemudian Roni diberi lagi   bagian oleh ibunya. Berapa jumlah bagian kue Roni sekarang? Guru menyampaikan cara menghitung dengan menggunakan media kue jenang siswa memperhatikan penjelasan guru cara menyelesaikan masalah penjumlahan bilangan pecahan dengan menggunakan kue jenang. Guru membagi kue berdasarkan nilai pecahan yang akan dijumlahkan dengan cara memotong kue menjadi beberapa bagian.

Langkah kedua siswa berkelompok ditugaskan untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa).  Menggunakan media yang telah disediakan oleh guru, yaitu berupa plastisin dan kertas pecahan siswa memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari tentang penjumlahan pecahan dengan menggunakan media yang diberikan tersebut dengan cara mereka sendiri.

Baca juga:  Mengatasi Kejenuhan Belajar Siswa, dengan Menggunakan Aplikasi SOM

Langkah ketiga siswa menuliskan hasil menghitung penjumlahan pecahan yang telah dihitung yang berupa lambang bilangan pecahan, selanjutnya mempresentasikan hasil belajar tersebut dengan memperagakan cara menghitung penjumlahan pecahan menggunakan media tersebut di depan kelas secara bergantian.

Dengan demikian menurut kami PMR ini sangat tepat dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung bilangan pecahan karena mengalami secara langsung menjadikan siswa lebih berminat dan termotivasi saat pembelajaran. Sehingga keberhasilan pembelajaran matematika diharapkan dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Ridiyanto, S.Pd

Guru SDN 1 Tlogopucang, Kandangan, Temanggung