JATENGPOS.CO.ID, Kurikulum 2013 atau yang biasa disingkat dengan istilah “Kurtilas” (Permendikbud No. 70, 2013) yang berlaku saat ini memiliki karakteristik Proses pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran berbasis Scientific approach . Dalam belajarnya siswa harus aktif dan bersikap layaknya para ilmuwan, sehingga pada kurtilas secara jelas mengamanatkan pemuatan kompetensi dasar ketrampilan.
Sejalan dengan mengasah ketrampilan, Confucius menyatakan bahwa “what I do, I understand” (Mel Silberman, 2002 ), artinya ketika seorang guru banyak memberikan aktivitas yang bersifat keterampilan, maka peserta didik akan memahaminya secara lebih baik. Permasalahannya saat ini untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar ketrampilan yang biasanya dilakukan dengan memanfaatkan sarana laboratorium mengalami kendala dengan ketiadaan tatap muka akibat pandemi. Untuk itu perlu di cari solusi supaya praktikum tetap bisa berjalan namun masih dalam koridor yang tetap mendukung pencapaian kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Ketiadaan alat dan bahan yang biasa tersedia di laboratorium tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak melakukan praktium. Oleh karena itu sangat diperlukan kreativitas guru kimia dalam mencari alternatif terobosan agar praktikum tetap dapat terlaksana. Salah satunya dengan memanfaatkan bahan- bahan yang biasa dijumpai dalam rumah kita.
Pemanfaatan bahan yang tersedia di rumah
Pengertian bahan rumahan disini merupakan bahan – bahan yang biasa dijumpai sehari – hari di rumah , memiliki sifat mudah diperoleh, harganya murah dan tidak berbahaya. Pembeliannyapun tidak harus di toko tertentu yang termasuk langka.
Berikut ini aneka contoh penggunaan bahan rumahan yang dapat digunakan sebagai bahan praktikum kimia sederhana pada materi pokok kelas X yang telah penulis ajarkan di SMK Murni 1 Surakarta tahun pelajaran 2020/2021 sesuai tuntutan kurikulum SMK
Misalnya untuk mendukung pencapaian konsep materi pokok Perubahan materi, kita dapat menggunakan bahan – bahan: kulit telur, balon dan asam cuka. Dengan mereaksikan kulit telur dengan asam cuka dalam botol yang bagian atasnya ditutup balon, maka balon dapat mengembang tanpa ditiup. Fenomena pengembangan balon ini disebabkan adanya gas CO2 yang dihasilkan oleh reaksi antara asam cuka dengan kulit telur dalam botol.
Kemudian pada pencapaian konsep ikatan kimia, kita dapat menggunakan tususk gigi dan air sabun. Adanya molekul air ditunjukkan dengan meletakkan dua batang tusuk gigi yang saling berhadapan pada permukaan air. Kemudian dengan meletakkan satu tusuk gigi yang sudah tercelup air sabun diantara kedua tusuk gigi tersebut, maka akan dapat mematahkan ikatan antar molekulnya yang ditandai saling menjauhnya dua tusuk gigi tersebut. Fenomena ini dapat menunjukkan keberadaan ikatan hidrogen.
Selanjutnya pada pembelajaran materi pokok Asam basa, dapat diperagakan dengan menggunakan bahan –bahan : kunyit, asam cuka, dan detergen. Pada praktikum ini parutan kunyit digunakan sebagai indikator, sementara itu asam cuka bertindak sebagai sampel asam dan detergen sebagai sampel basa. Sifat keasaman ditunjukkan dengan adanya warna kuning saat kunyit dicampurkan dengan asam cuka, sedangkan warna kemerahan dihasilkan saat kunyit dicampurkan dengan detergen yang menunjukkan bahwa detergen bersifat basa.
Semua bahan yang digunakan dalam percobaan diatas dapat diperoleh dengan mudah dalam rumah , tetapi sudah cukup menunjukkan pembuktian suatu konsep. Tentunya masih banyak bahan – bahan lain yang dapat digali sebagai bahan percobaan kimia yang menarik.
Sekelumit contoh – contoh diatas menunjukkan keterbatasan sarana dalam pelaksanaan praktikum, baik berupa peralatan praktek, maupun bahan – bahan tidak menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum. Disamping itu juga menginspirasi para guru untuk terus mencari terobosan dengan membuat design pembelajaran yang mengekplorasi penggunaan bahan – bahan yang mudah diperoleh dalam rumah. Alhasil percobaan kimia berbasis bahan rumahan nampaknya dapat menjadi salah satu solusi untuk menjamin tetap berlangsungnya praktikum kimia SMK di masa pandemi ini.
0leh
Agus Purnomo Kartiko, STP
Guru SMK Murni 1 Surakarta