Relevansi Astabrata dengan Guru Zaman Sekarang.

Dra Nunik Tri Warini Utami,M.Pd. Guru SMKN2 Sragen,kab. Sragen.
Dra Nunik Tri Warini Utami,M.Pd. Guru SMKN2 Sragen,kab. Sragen.

JATENGPOS.CO.ID, – Guru adalah panutan  bagi peserta didik,seorang guru harus bisa mengembangkan akademik dan vocational, untuk itu seorang guru dituntut untuk bisa mengintegrasikan metodologi pembelajaran dan pembentukan karakter.yang nantinya akan didapati seorang guru sejati. Seorang guru sejati tidak akan pernah memberitahu apa yang harus anda lakukan,tetapi dia akan memberi kita pengetahuan, supaya dapat memutuskan sendiri, apa yang terbaik untuk dilakukan. A true teacher would never tell you what to do. But he would give you the knowledge with which you could decide what would be best for you to do“ Seorang guru sejati tidak pernah memberitahu apa yang harus anda lakukan. Tetapi, dia akan memberi anda pengetahuan, supaya dapat memutuskan sendiri, apa yang terbaik untuk anda lakukan’’(Chriatopher Pike, 1961-)

Untuk bisa menjadi guru sejati,diperlukan guru yang bisa dipercaya sebagai guru, dengan ciri- ciri sudah pernah mengalami, diperiksa baru bisa dipercaya sebagai guru, “Experience, examine, and then only believe” untuk itu, dizaman sekarang masih relevankah kita menerapkan gaya kepemimpinan Astabrata dalam mendidik anak bangsa ini?

Astabrata merupakan delapan sifat inti seorang pemimpin dalam tradisi Jawa, dimana Astabrata ini merupakan sifat- sifat mulia yang diambil dari sifat alam semesta dan dijadikan pedoman dan dipraktekkan seorang pemimpin. Sebagai guru kita juga harus menerapkan sifat kepemimpinan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik.

Baca juga:  Strategi Parery Tingkatkan Minat Speaking Anak

Pertama Laku Hambeking Indra,laku seperti bintang, seorang guru harus memiliki pendirian kuat, tidak mudah goyah dalam segala tindakannya dapat menunjukkan kesejukan dan kenyamanan,tidak mengumbar hawa nafsu, kuat hati dan jujur, Dengan ilmu yang dimiliki seorang guru harus bisa memberi kecerahan, dan tidak pilih kasih.Bisa memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan penuh kepercayaan dan dapat dipercaya.

iklan

Kedua Laku Hambeking Surya, laku sebagai matahari (surya),seorang pemimpin harus memiliki sifat dan sikap seperti matahari, demikian pula seorang guru harus selalu bisa memberi semangat dan kekuatan, penuh dinamika, sabar dalam mengasuh peserta didikdan tanpa pamrih. Menjadi matahari berarti seorang guru harus menjadi inspirator bagi peserta didik.

Ketiga Laku Hambeking Candra, laku sebagai bulan (candra), seorang guru harus mampu memberi penerangan bagi peserta didik yang dalam ketidaktahuan, dengan penuh simpati dan bisa menanamkan karakter halus budi dan ketentraman jiwa,sehingga peserta didik menjadi senang dan tenang belajar dibawah  bimbingan guru.

Keempat Laku Hambeking Maruta, laku sebagai angin, seorang guru hendaknya senantiasa bisa memberikan kesegaran dan kesejukan bila berada diantara peserta didk, tidak berhenti meneliti, baik meneliti perilaku diri sendiri maupun peserta didik. Agar diri guru dan peserta didik bisa menjadi lebih berguna jika diperlukan. Bisa menerima kelebihan dan kekurangan peserta didik, Dalam menyampaikan ilmu pengetahuan harus mengingat kondisi para peserta didik, bisa mengubah kebencian peserta didik menjadi rasa kasih dan segan.Tidak pelit berbagi ilmu pengetahuan demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Baca juga:  Ciptakan Belajar Menarik Melalui Dialog

Kelima Laku Hambeking Yama, selalu menegakkan keadilan dan mengayomi peserta didik dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Bisa bertindak tegas, bisa memberi ganjaran atau sanjungan kepada peserta didik yang pantas mendapatkan sanjungan sebagai reward atas prestasi yang diraih oleh peserta didik juga bisa memberi hukuman kepada para serta didik yang pantas menerimanya, tetapi hukuman itu bersifat mendidik.

Keenam Laku Hambeking Baruna,laku sebagai lautan/samudra, seorang guru harus memiliki wawasan luas mampu mengatasi setiap peristiwa dengan penuh kearifan. Samudra bila diambil airnya maka air ini akan pulih kembali, demikian pula seorang guru harus arif dan bijaksana dan bisa menampung pluralisme karakter peserta didik yang majemuk dan bisa menggiring karakter yang kurang baik menjadi karakter yang lebih baik.

Ketujuh Laku  Hambeking Agni, laku sebagai api, seorang guru harus selalu memberi motivasi/ dorongan yang kuat kepada peserta didik , bisa bersabar juga bisa sangat marah atau sangat kuat dalam membawa peserta didik untuk menghadapi kemajuan zaman dan membimbing para peserta didik untuk tetap memiliki akal sehat dan penuh tanggungjawab dalam menimba ilmu.

Baca juga:  Pendidikan Keluarga dan Kemajuan Pendidikan Abad 21

Kedelapan Laku Hambeking Bumi,sifat utama dari bumi adalah teguh, menjadi landasan berpijak dan bisa memberi kehidupan. Seorang guru haendaknya memiliki banyak kemampuan dan pengetahuan selalu memiliki sikap asih dan bisa menjadi falsafah bumi dimana semua keburukan dibalas dengan dengan kebaikan. Ilmu pengetahuan yang dimiliki, semakin banyak diamalkan kepada orang lain (banyak ditimba oleh peserta didik ) maka ilmu itu akan semakin berkembang.

Di era abad 21, era SEAMEO seorang guru harus efektif, bertaqwa pada Tuhan (tidak berperilaku sebagai benda mati, berkeinginan untuk memperbaiki diri sendiri, menguasai materi pembelajaran dan kurikulum), bermental sehat,memiliki jiwa dinamis, terbuka dan komunikatif, memiliki strategi pembelajaran, kuasai teknik pembelajaran, dan memahami individual siswa (perbedaan individu).Dalam menghadapi SEAMEO seorang guru dituntut untuk memiliki empat kemampuan.yaitu kemampuan untuk selalu kreatif (creatif), berpikir kritis (critic),kerjasama (collaboratif) dan komunikatif (comunicatif).Kiranya sifat kepemimpinan Astabrata masih sangat relevan untuk diterapkan guru zaman sekarang.

Dra Nunik Tri Warini Utami,M.Pd.

Guru SMKN2 Sragen,kab. Sragen.

iklan