RKAS Solusi Perubahan Lingkungan Pada Kurikulum Merdeka

Siti Mukaromah, S.Si

Dalam dunia Pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting. Kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik di era digital adalah kurikulum merdeka. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan soft skill dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila, fokus pada materi esensial, relevan dan mendalam, dan memberikan keleluasaan bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik.

Perubahan lingkungan merupakan salah satu materi esensial pelajaran biologi kelas X pada kurikulum merdeka. Materi perubahan lingkungan sesuai karena kondisi negara Indonesia yang sering terjadi bencana alam yang sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat. Hal ini dapat tercatat pada laporan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) terkait peristiwa bencana alam pada tahun 2022 terdapat 3.531 kasus dan pada awal tahun 2023 hingga maret tercatat 564 kasus. Salah satu faktor yang dapat mengurangi dampak bencana alam adalah kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Sejak 2020 masyarakat dunia diguncang dengan pandemik Covid 19 hingga akhir 2022. Pada kisaran tahun tersebut terjadi perubahan proses pembelajaran dari tatap muka atau luring menjadi pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Salah satu imbas pelaksanaan pembelajaran jarak jauh adalah menciptakan generasi kurang peduli terhadap lingkungan. Kurikulum merdeka merupakan solusi untuk memantik kepedulian peserta didik terhadap lingkungan sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak terjadi akibat bencana alam yang sering melanda Indonesia.

Baca juga:  Meningkatkan Literasi dengan Gemulai

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada materi perubahan lingkungan kurikulum merdeka adalah dengan metode RKAS. RKAS merupakan singkatan dari Riset, Kolaborasi, Aksi nyata dan Sosialisasi. Metode ini merupakan kombinasi antara inkuiri dan cooperative learning. Menurut Tukiran Taniredja, dkk (2011:55) pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang tersetruktur. Sedangkan Inquiry learning adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa untuk berpikir, mengajukan pertanyaan, melakukan kegiatan eksplorasi dan eksperimen sehingga siswa mampu menyajikan solusi atau ide yang bersifat logis dan ilmiah (Coffman dalam Abidin, 2018, hlm. 151).


Baca juga:  Discovery Learning Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Di SD

Apersepsi pada  pembelajaran dengan metode RKAS dapat dilakukan dengan memberikan informasi terkait banjir di Kota Semarang yang terjadi di awal tahun 2023 berupa foto atau video atau artikel dengan pertanyaan pemantiknya “ apa dampak dari hal tersebut? Siapa saja yang terkena dampaknya? Apakah ada Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi hal tersebut?”. Tahapan inti dapat dilakukan dengan membagi siswa menjadi enam kelompok yaitu kelompok peran yaitu pemerintah, kontraktor, warga masyarakat, generasi muda terpelajar/peserta didik, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan Pengusaha/Industri.

Tahapan selanjutnya peserta didik akan melakukan riset baik studi literatur, observasi lingkungan dan wawancara sesuai dengan peran kelompoknya. Riset ini berisi penyebab banjir, kontribusi masing-masing peran terhadap banjir, dan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah banjir. Riset ini dilakukan secara individu yang kemudian hasil riset akan mereka kolaborasikan dalam kelompoknya. Semua kelompok peran akan mempresentasikan hasil riset dan kolaborasi dari kelomponya di depan kelas yang dilanjutkan dengan membuat aksi nyata dari masing-masing peran.

Baca juga:  Laboratorium Alam Tingkatkan Motivasi Belajar IPS SD

Aksi nyata ini bermacam-macam sesuai dengan peran yang kelompok mereka misalnya berupa poster ajakan pilah sampah dan buang sampah di tempatnya, video iklan layanan masyarakat tentang peduli sampah, testimoni atau ajakan di youtube terkait peduli sampah dan lain-lain. Tahap akhir adalah sosialisasi dengan cara mengunggah hasil aksi nyata pada jejaring atau media sosial yang dimiliki peserta didik. Kegiatan penutup dilakukan dengan membuat kesimpulan dan refleksi yang dilakukan guru dan peserta didik. Hasil refleksi yang dilakukan guru dan peserta didik menyatakan bahwa  metode RKAS dapat diterapkan pada materi perubahan lingkungan kurikulum merdeka.

Siti Mukaromah, S.Si

Guru Biologi SMA N 2 Semarang