Profesi guru diakui sangat mulia. “Digugu lan ditiru”, demikian pepatah jawa mengatakan. Artinya semua prilaku, ucapan dan tindakan guru akan ditiru oleh para muridnya yang sangat berpengaruh perkembangan kosa kata. Dalam Ilmu Psikhologi Pendidikan salah satu teorinya mengatakan “siswa punya kebiasaan meniru orang di sekitarnya”. Bila siswa sudah enjoy dengan guru harapannya perkembangan kosa kata siswa dapat diperkaya dan didongkrak sesimaksimal mungkin secara bertahap, rutin, dan diulang-ulang. Masihkah pepatah di atas berlaku dan cocok di zaman melenial sekarang ini?
Guru menjadi idola para muridnya, mulai dari pendidikan pra sekolah ( PAUD/TK sampai tak terbatas ). Mereka sangat mendambakan para gurunya. Bahkan nasihat dan perintah orang tua bisa kalah dengan para gurunya. Bagaimana guru dalam meningkatkan perkembangan kosa kata para siswa? Role Play/Main Peran diharapkan dapat mendongkrak perkembangan kosa kata para siswa.
Guru yang sangat diidambakan para muridnya tentunya sangat fariatif dan kreatif mengikuti perkembangan zaman. Zaman dulu seolah – olah guru satu – satunya sumber pendidikan. Guru dianggap serba tahu. Zaman sekarang sudah mulai bergeser, guru bukannya satu-satunya sumber belajar tetapi guru adalah salah satu sumber belajar, sebagai pembimbing, dan motivator. Artinya para murid akan didukung juga oleh : lingkungannya, baik dalam keluarga, masyarakat, dan teman bermain. Role Play akan meningkatkan perkembangan kosa kata siswa.
Bagaimana langkah-langkah guru dalam Role Play untuk mendongkrak perkembangan kosa kata siswa? Berikut langkah-langkahnya: 1.Ubah pola pikir guru dan siswa untuk maju. 2.Pelajari materi pembelajaran dan tingkah laku para murid. 3.Gunakan seluruh tubuh untuk berkomunikasi dengan para murid. 4.Tunjukkan pentingnya belajar dimana saja. 5.Aktifkan potensi VAK ( Visual, Auditori, dan Kinestetik ) pada semua murid. 6.Fariasikan KBM dalam 20 – 30 menit dengan berbagai main peran : sebagai teman, orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, berbagai profesi, dan sebagainya. 7.Kondisikan KBM yang dialog, bukan monolog, menarik dan kreatif. 8.Ajukan pertanyaan pada para murid dengan jawaban dari Low order thinking ( berfikir dari taraf rendah ) sampai dengan Higher order thinking ( berfikir taraf tinggi ). 9.Tularkan emosi positif dan sikap optimis di depan para siswa. 10.Bimbing para siswa sesuai karakter mereka.
11.Hadirkan roh pendidikan kepada semua murid. 12.Libatkan siswa dalam berbagai kegiatan positif yang mendidik. 13.Tampilkan para sisiwa dalam berbagai kegiatan di depan orang banyak. 14.Berikan kritikan yang membangun. 15.Hargai setiap penampilan/karya siswa : pujian, hadiah, acungan jempol, dan ekpresi yang menyenangkan. 16. Inventaris setiap perkembangan kosa kata dan prestasi siswa. 17.Tumbuhkan sadar gemar baca : dimana saja, kapan saja, dan kondisi apa saja. 18.Manfaatkan informasi dan teknologi untuk hal yang positif. 19.Beri keleluasaan siswa untuk berkembang sesuai potensi, karakter, dan imajinasinya di bawah bimbingan orang dewasa di sekitarnya. 20. Inventaris dan dokumentasi aktifitas dan kreatifitas siswa.
Demikian, Role Play bisa diterapkan melalui berbagai metode pembelajaran. Misal: wawancara, dialog, drama, sosiodrama, sinetron, film, dan kegiatan lain yang serumpun. Dalam KBM guru dapat menerapkan Role Play agar perkembangan kosa kata para siswa meningkat sehingga pertumbuhan : mental, sosial, emosional secara maksimal. Perkembang an IT bisa jadi daya dukung.
Teguh Kadiyono
( SD Negeri Kledungkradenan, Banyuurip, Purworejo )