JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Keberadaan tengkulak hingga kini masih menjadi hambatan serius bagi para petani garam. Harga produksi garam petani kerap dibeli murah oleh tengkulak sehingga berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan para petani garam tersebut.
Kabid Perikanan Tangkap dan Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Pemkab Demak, Sulhan mengatakan, selain kendala cuaca yang tidak baik, petani garam juga dihadapkan pada persoalan klasik. Yaitu, soal hambatan dalam pemasaran. Diantaranya, pemasaran masih didominasi oleh keberadaan tengkulak tersebut.
“Akibatnya, harga garam kerap jatuh di pasaran karena ulah tengkulak,”katanya.
Dalam pemasaran garam, kata dia, biasanya petani sulit diajak bersama sama dalam mengatasi masalah harga yang dimainkan tengkulak. Sebab, petani garam biasanya tidak mau membentuk korporasi dalam rangka mempertahankan harga garam yang stabil dan mensejahterakan.
“Kalau masalah harga, petani lebih tertarik untuk bertransaksi dan menentukan harga garam perindividu. Padahal, tengkulak bermainnya dengan cara mematok harga. Nah, disitulah kadang kadang harga garam jatuh diadu,”katanya.
Dinlutkan pun berharap posisi tawar petani bisa lebih tinggi sehingga persoalan harga garam tidak lagi dengan mudah dimainkan tengkulak.
“Harapannya, harga garam tetap dapat menguntungkan petani garam. Dengan demikian, mereka terhindar dari kerugian dalam berusaha menjadi petani garam,”katanya. (*)