Serunya Berkebun Sambil Belajar

Anisa Yulianti, S.Pd.SD SD Negeri Pakem Purworejo
Anisa Yulianti, S.Pd.SD SD Negeri Pakem Purworejo

JATENGPOS.CO.ID, – Sekolah seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan untuk siswa, Pembelajaran yang tidak bervariasi membuat siswa menjadi jenuh, tertekan sehingga prestasi dan hasil belajar siswa menurun. Pada kurikulum 2013 sesungguhnya membuat pembelajaran lebih aktif. Guru bukanlah sumber ilmu satu satunya. Keberadaan ruang kelas dibuat dinamis dan sekolahan lebih hidup bila diisi dengan segala jenis kegiatan. Pendidikan dasar lebih mengutamakan topik daripada mata pelajaran yang terpisah. Kegiatan di luar kelas pun merupakan hal yang penting disaat siswa kian sulit meninggalkan gadget dan komputer.

Kegiatan di luar kelas tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar. Berkebun merupakan salah satu alternatif kegiatan pembelajaran di luar kelas yang menyenangkan bagi siswa. Dengan berkebun menciptakan suasana yang menyegarkan bagi pendidik maupun siswa. Siswa dapat mengenal alam lebih dalam. Kebun sekolah atau school farming bertujuan untuk meningkatkan gairah belajar siswa. Siswa diajak untuk menata halaman sekolah menjadi kebun dengan  menanam aneka ragam tanaman yang mudah ditanam antara lain cabai, tomat, bayam,  bahkan sekolah juga bisa menyediakan kolam kecil berisi ikan agar lebih menarik siswa. Siswa alangkah lebih baik membawa benihnya sendiri dari rumah lalu menanamnya di kebun sekolah.

Baca juga:  ”Mind Mapping Tingkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia”

Tidak hanya ilmu yang berkaitan dengan aktifitas otak dan tubuh, pihak sekolah juga perlu mengintegrasikan kebun sekolah dengan mata pelajaran yang diajarkan dengan menyediakan pertanian sekolah agar siswa memahami proses tanam dan proses panen. Dapat pula siswa menghitung tinggi tanaman dan membandingkannya setiap hari adalah proses pertambahan tinggi yang menyenangkan. Apalagi jika dilakukan pada tanamannya. Dua atau tiga anak mendapat satu tanaman untuk dipelihara dan didata tingginya setiap hari. Apa yang terjadi? Apakah ada perubahan? Kemudian menyimpulkan berdasarkan faktanya. Setidaknya anak belajar prosesnya. Selain itu anak juga akan mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan. Bagaimanakah bentuk bunganya, daunnya, jenis bijinya, batangnya hingga akarnya?

Baca juga:  Kurikulum Bahasa Jawa Kaum Urban

Belajar sambil berkebun akan memenuhi kebutuhan anak untuk bergerak terfasilitasi. Membersihkan sekitar tanaman dari tumbuhan pengganggu. Memberi mulsa jerami untuk menjaga kelembaban. Akhirnya memenuhi materi belajarnya. Mengukur tinggi tanaman. Belajar di kebun berarti juga anak-anak belajar berbagi. Belajar bersosialisasi. Bergilir menggunakan alat siram. Bersabar melakukan pengamatan. Menjaga kebersihan tanaman. Berbagi tugas merawat tanaman. Membersihkan tumbuhan pengganggu. Memberi pupuk. Membagi secara adil pekerjaannya.

iklan

Peran halaman sekolah lambat laun mulai menunjukkan perkembangan. Tidak hanya digunakan sebagai lapangan olahraga dan taman sekolah, akan tetapi saat ini banyak halaman sekolah dijadikan apotek hidup dan  hidroponik. Sekolah akan mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata sebagai bentuk supermasi sekolah ramah lingkungan.

Hasil panen dari kebun yang sehat juga dapat dikonsumsi melalui kantin sekolah. Misalkan untuk buah bisa diolah menjadi manisan, jus buah atau es buah. Untuk sayur guru atau petugas kantin bisa memasaknya menjadi makanan sehat. Anak-anak yang semula tidak suka makan sayur dan buah lambat laun dengan penerapan kantin sekolah sehat anak akan menyukai sayur dan buah. Kantin sekolah mendapatkan bahan makanan yang sehat tanpa mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli di pasar atau tempat lain.

Baca juga:  Lempar Lidi, Rentangkan Jari
Belajar di kebun menuntun anak belajar kreatif secara tidak sadar. Karena anak-anak akan mengatur kegiatan sendiri asalkan semua rutinitasnya dilakukan. Berkebun juga menginspirasi anak-anak mengembangkan hubungan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya. Belajar sambil berkebun akan mengembangkan pikiran dan tubuh mereka melalui aktivitas fisik. Jangan sampai anak-anak diberi ruang batas dan menghindari sengatan sinar matahari. Anak akan terbiasa dengan kegiatan yang memperkuat ketahanan fisik. Sudah saatnya anak-anak menghilangkan kejenuhan mereka di kelas dengan melakukan belajar di luar kelas yaitu berkebun sambil belajar.

 

Anisa Yulianti, S.Pd.SD

SD Negeri Pakem Purworejo

 

 

iklan