Segerombolan siswa sedang duduk sambil bersenda gurau saat jam istirahat. Sambil makan kudapan juga memegang es di tangan yang satunya, mereka ngobrol panjang lebar dan berlomba untuk bisa memonopoli obrolan. Begitu bebas mereka mengungkapkan isi kepala mereka tanpa takut salah ngomong. Melihat pemandangan seperti itu, penulis sempat berpikir kenapa waktu di dalam kelas mereka sulit untuk mengungkapkan pikiran mereka baik dalam bentuk tulisan apalagi lisan.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia sering dianggap remeh oleh siswa SD, dan dianggap mudah daripada mata pelajaran Matematika, namun pelajaran Bahasa Indonesia di SD kurang diminati oleh sebagian siswa. Tak bisa dipungkiri, mata pelajaran Bahasa Indonesia menuntut siswa untuk rajin membaca. Bagaimana mungkin siswa bisa membuat kalimat dengan baik bila perbendaharaan kata mereka sangat minim. Hal ini membuat prihatin penulis selaku seorang pendidik di SD.
Berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh pendidik di sekolah dasar supaya siswa gemar membaca, salah satunya adalah dengan memasukkan program literasi dalam kegiatan pembiasaan sebelum pembelajaran dimulai. Lierasi sangat penting bagi siswa karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mereka dan kehidupannya. Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan maupun gambar/visual. Semakin baik literasi siswa, akan semakin baik pula pencapaian akademiknya.
Pengalaman penulis sebagai guru di sekolah dasar sering menemui kendala dalam menyampaikan pembelajaran Bahasa Indonesia, dan ini membuat penulis harus memutar otak supaya bisa mentransfer materi ke siswa dengan baik. Dalam menyampaikan materi tentang menentukan kalimat utama dalam sebuah paragraf, penulis memberlakukan sistem buka tutup kalimat dalam paragraf. Sistem buka tutup ini dilakukan untuk membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas.
Dalam sebuah paragraf tersusun dari kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat utama disini merupakan kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf, sedang kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung, memperjelas, menguraikan, dan bisa berupa rincian-rincian tentang kalimat utama.
Langkah pertama siswa diajak membaca intensif sebuah paragraf, kemudian guru menyampaikan secara singkat mengenai langkah-langkah dalam menemukan kalimat utama paragraf. Langkah selanjutnya siswa mulai menutup kalimat-kalimat dalam paragraf dan tetap membiarkan kalimat pertama tetap terbuka, kemudian dilanjutkan dengan menutup kalimat pertama dan membuka kalimat kedua, demikian seterusnya sampai setiap kalimat dalam paragraf mendapat giliran yang sama. Dibuka dan ditutupnya masing-masing kalimat dalam paragraf ini bertujuan untuk menganalisa dan menentukan kalimat yang merupakan kalimat utama dalam paragraf.
Masing-masing kalimat yang sudah dianalisa tadi bisa ditentukan sebagai kalimat utama bila kalimat tersebut mengandung permasalahan yang bisa diuraikan lebih lanjut, dan merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri. Kalimat tersebut juga menjiwai seluruh paragraf, dan mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain. Sedang kalimat penjelas merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf, isi kalimat bersifat mendukung dari kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas itu merinci atau memberi alasan terhadap kalimat utama.
Melalui sistem buka tutup setiap kalimat di paragraf dalam pembelajaran untuk menentukan kalimat utama paragraf, proses belajar siswa lebih bermakna. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil pembelajaran siswa. Karena dalam pembelajaran ini siswa tidak sekedar menghapal konsep-konsep atau fakta belaka tetapi melakukan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pengalaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.
Puji Roostiandyah
SD Negeri Pondowan 02