STAD Tingkatkan Hasil Belajar dan Sikap Siswa

Mutmainah, S. Pd. Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 25 Purworejo
Mutmainah, S. Pd. Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 25 Purworejo

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Lampiran 37 disebutkan bahwa salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa pada kelas VIII semester 2 pada mata pelajaran bahasa Inggris adalah menerapkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait keadaan/tindakan/kegiatan/kejadian yang sedang dilakukan/berlangsung saat diucapkan, sesuai dengan konteks penggunaannya (perhatikan unsur kebahasaan Present Continuous Tense).

Di SMP Negeri 25 Purworejo, pembelajaran materi tersebut dilaksanakan melalui Scientific Approach (pendekatan saintifik) dengan lima tahapan, yaitu observing (mengamati), questioning (menanya), collecting information (mengumpulkan informasi), associating (mengasosiasi), dan communicating (mengomunikasikan). Setelah diadakan penilaian, dapat diketahui bahwa siswa kelas VIII A mengalami permasalahan pembelajaran. Dari 30 siswa yang mengikuti penilaian pada tahap prasiklus, hanya terdapat 16 siswa (53,33%) yang memperoleh nilai ≥68 (sebagai ketuntasan belajar minimal) dan 14 siswa (46,67%) memperoleh nilai di bawah 68 dengan rerata kelas 68,08. Sedangkan standar keberhasilan yang ditetapkan adalah siswa yang memperoleh nilai ≥68 setidaknya mencapai 85%.

Baca juga:  Tingkatkan Pemahaman Integrasi Nasional dengan Gobak Sodor

Sementara itu, dari hasil pengamatan, masih terdapat siswa yang belum bersikap sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dari sikap yang diamati, yaitu gotong royong dan mandiri, teridentifikasi masing-masing 10 (33,33%) dan 11 (36,67%) siswa masuk dalam kategori cukup. Sedangkan siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila dalam bersikap memperoleh nilai minimal B (Baik).

Permasalahan pembelajaran yang dialami siswa tersebut, memotivasi guru untuk mengetahui penyebabnya. Berdasarkan jurnal refleksi yang ditulis siswa, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengeluhkan gaya guru dalam menyampaikan materi. Kecenderungan guru berbicara dengan tempo yang cepat menjadi permasalahan yang paling banyak diungkap oleh siswa. Para siswa juga berpendapat tentang perlu dilaksanakannya model pembelajaran baru sehingga proses kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lebih menyenangkan.

iklan
Baca juga:  Discovery Learning Tingkatkan Hasil Belajar Siswa

Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division). Model yang dikembangkan oleh Slavin dan kawan-kawan ini merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai kompetensi yang diajarkan guru. Tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan meliputi: (1) penyajian materi oleh guru, (2) penetapan siswa dalam kelompok, (3) kerjasama kelompok, (4) penyelenggaraan tes/kuis, dan (5) pemberian penghargaan kepada kelompok.

Pada siklus I, setelah diadakan penilaian dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 27 (87,10%) dengan rerata kelas 85,65. Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hanya ada 1 siswa (3,23%) yang memperoleh nilai dengan kategori cukup dalam sikap gotong royong dan 4 siswa (12,90%) dalam sikap mandiri. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa penerapan STAD sudah efektif bagi sebagian besar siswa.

Baca juga:  Tugas Utama Guru dalam Proses Pembelajaran

Selanjutnya, pada siklus II, setelah diadakan penilaian dapat diketahui bahwa 31 siswa yang menjadi subjek penelitian ini mencapai ketuntasan belajar dengan rerata kelas 91,94. Dari hasil pengamatan juga dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa memperoleh nilai minimal baik dan bahkan sangat baik dalam sikap gotong royong dan mandiri.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mengubah sikap ke arah yang lebih baik.

Mutmainah, S. Pd.
Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 25 Purworejo

iklan