Pembelajaran di sekolah seharusnya mampu mengembangkan cara berfikir siswa dan mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Seharusnya proses pembelajaran menghasilkan siswa yang mampu berfikir kritis, analitis, dan kreatif. Indikator keberhasilan pembelajaran ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, ketrampilan dan perubahan perilaku siswa. Sehingga kelak kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan alam dan sosial.
Di SD Negeri 3 Cepogo penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan masih mendominasi setiap pembelajaran, sehingga semangat belajar dan prestasi siswa masih rendah. Media yang digunakan sehari-hari hanya spidol dan papan tulis. Sementara pelaksanaan penilaian yang dilakukan hanya mengandalkan ulangan tertulis. Pengelolaan kelas masih tersentral pada guru. Guru sebagai sumber utama pengetahuan. Padahal dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan perkembangan arus globalisasi anggapan bahwa guru sebagai satu – satunya sumber informasi tidak mungkin lagi dipertahankan. Bahkan sekolah sendiri tidak mungkin lagi menjadi satu – satunya informasi bagi siswa. Tindakan seperti ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan kurang kreatif.
Melihat kondisi tersebut, maka penulis melakukan usaha untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Salah satu perbaikan pembelajaran adalah dengan menerapkan pembelajaran aktif yang lebih mengoptimalkan peran siswa. Anita Lie (2004:12) menyatakan pembelajaran kooperatif adalah “Sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas- tugas yang tersruktur”. Salah satu metode yang penulis gunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achievement Divisions ( STAD )
Model STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran atau acak menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Setelah selesai, seluruh siswa diberi kuis tentang materi yang sudah diberikan dengan catatan mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan model STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
Pembelajaran kooperatif model STAD merupakan proses pembelajaran dimana siswa bekerja atau belajar dalam suasana kerjasama dalam kelompok kecil (biasanya 4-5 siswa) untuk menguasai atau menyelesaikan materi yang diberikan oleh guru.
Setelah menggunakan strategi Pembelajaran kooperatif model STAD penulis menemukan bahwa siswa mampu meningkatkan kreatifitas berfikir untuk memecahkan suatu masalah, karena dengan suasana gembira melaui permainan sehingga siswa menjadi menyenangi pembelajaran yang diberikan. Hal ini berdampak pada keberhasilan pembelajaran yang ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, ketrampilan, dan perubahan perilaku siswa yang lebih kritis dan kreatif. Diharapkan kelak kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan dan alam. Hal ini sejalan dengan pendapat Isjoni (2010:72) Model STAD dapat melatih siswa dalam mengembangkan aspek kecakapan sosial di samping kecakapan kognitif.
Oleh: Yayuk Sri Rahayu,S.Pd
Guru SD Negeri 3 Cepogo
Kec. Kembang Kab. Jepara