JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Stok solar untuk kabupaten Sragen semakin menipis. Lantaran kuota solar sudah terpakai lebih dari 50 persen pada pertengahan tahun ini . Dikhawatirkan akhir tahun nanti terjadi kelangkaan jenis BBM tersebut. Kekurangan stok solar sudah dirasakan sejak 1,5 bulan ini.
Informasi yang dihimpun dari beberapa pengguna kendaraan dengan bahan bakar Solar, beberapa wilayah di Eks Karisidenan Surakarta sering kosong. Termasuk di Kabupaten Sragen. Situasi ini menghawatirkan dan ditakutkan terjadi kelangkaan.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sragen M. Farid Wadji menyampaikan kuota solar untuk kabupaten Sragen dalam setahun yakni 77 ribu kilo liter. Namun pada saat ini stok semakin menipis, terhitung akhir Juli sudah terpakai 45 ribu kilo liter. Lantas akhir Agustus terpakai sekitar 54 ribu kilo liter.
Artinya untuk menghemat sisa kuota yang ada hingga Desember, per bulan hanya sekitar 6 ribu kilo liter. ”Kira-kira di akhir tahun, mungkin bertepatan pada momentum natal-tahun baru ada penipisan,’ tandasnya Jumat (1/10).
Sisa untuk membackup sampai Desember, mengantisipasi banyak kegiatan seperti liburan dan sebagainya. Jika memang tidak tercukupi, maka pihaknya akan mencoba kordinasi dengan pihak Pertamina. ”Nanti kalau sekiranya sudah masuk waspada, kita akan kordinasi,” jelasnya.
Dia menjelaskan sebenarnya kuota Sragen sudah ditambah. Pada 2020 lalu kuota yang diberikan sekitar 68 ribu kilo liter. Hasil evaluasi kebutuhan sampai akhir tahun akhirnya diberi sejumlah 77 ribu kilo liter.
Dia menjelaskan karena adanya pembatasan, berhubung wilayah Sragen berbatasan langsung dengan jawa timur, maka ada kendaraan jawa timur yang mengisi solar di wilayah Sragen. Sehingga konsumsi solar rentan diambil daerah lain.
”Resiko di daerah perbatasan ada kemuangkinan diserap kendaraan dari daerah lain. Biasanya truk besar pembatasan maksimal 100 liter. Nanti setelah mencapai batas ke daerah lainnya untuk kembali mengisi,” terangnya.
Farid menyampaikan dengan kondisi ini ,management SPBU harus berhitung dengan cermat. Untuk berjaga-jaga bisa bertahan sampai akhir tahun. Apalagi saat ini PPKM sudah mulai dilonggarkan, sehingga mobilitas warga masyarakat juga meningkat.
Seorang petugas SPBU di jalan raya Solo- Sragen mengungkapkan stok kekurangan solar sudah terjadi sejak 1,5 bulan ini. Sehingga untuk menyiasati, pihak manajemen membatasi pembelian solar maksimal 100 liter untuk truk besar.
” Lebih dari 100 liter tidak boleh, dengan begiti stok solar bisa bertahan. Karena bila menuruti permintaan satu hari kuota habis, ” tutur petugas SPBU yang enggan disebut namanya ini.(ars)