JATENGPOS.CO.ID, PURWOKERTO – Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bagi korban longsor bantaran Sungai Pelus, Kelurahan Arcawinangun.
“Hari ini merupakan hari keenam kami membuka dapur umum bersama Pramuka Peduli Kwarcab Banyumas dan Tenaga Inti Karang Taruna Kabupaten Banyumas,” kata Koordinator Tagana Kabupaten Banyumas Ady Candra di Purwokerto, Banyumas, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, perangkat Kelurahan Arcawinangun dan Ketua RT setempat, diperoleh data warga yang rumahnya terancam longsor tidak lagi memerlukan konsumsi siap santap dari dapur umum, karena mereka sudah bisa memasak sendiri di rumah masing-masing.
Menurut dia, hal itu disebabkan kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir cenderung cerah, dalam lima hari ini cuaca terang, debit air Sungai Pelus normal.
“Meskipun masih ada rasa was-was, mereka masih bisa melakukan aktivitas memasak sendiri,” katanya.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pendataan ulang tersebut, 13 keluarga yang terdiri atas 39 jiwa masih mengungsi di Wisma Kencana, Kelurahan Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur.
Dengan demikian, kata dia, pelayanan dapur umum per tanggal 23 Desember 2020 cukup untuk melayani warga yang berada di pengungsian.
“Sebelumnya, dapur umum tidak hanya melayani warga yang mengungsi karena rumahnya terdampak longsor, tapi juga warga yang rumahnya terancam,” katanya menjelaskan.
Bencana longsor bantaran Sungai Pelus, Kelurahan Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur, Banyumas, terjadi pada Kamis (17/12) petang saat hujan lebat dan banjir.
Aliran Sungai Pelus yang deras karena banjir itu menggerus tebing di sisi barat sungai hingga akhirnya longsor dan mengakibatkan sejumlah rumah warga RT 04 RW 04 yang berada di atasnya mengalami kerusakan.
Berdasarkan data, 13 keluarga (38 jiwa) yang rumahnya terdampak longsor, 12 keluarga atau 35 jiwa di antaranya mengungsi.
Selain itu, 13 keluarga yang terdiri atas 40 jiwa yang rumahnya terancam longsor, satu keluarga atau empat jiwa di antaranya mengungsi. (fid/ant)