Tanggulangi Krisis Air Bersih Bangun 5 Sumur

Bupati Yuni saat serahkan sumur ke warga yang alami krisis air bersih di Desa Cepoko. Foto: ARI SUSANTO / JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Sejumlah 5 sumur dibangun untuk pelayanan air bersih di wilayah yang selama ini alami krisis air bersih saat musim kemarau, Jumat (4/10). Diantaranya dua Desa di Kecamatan Sumberlawang seperti di Dukuh Gagan RT 24, Desa Cepoko dan Dukuh Bulakrejo RT 21, Desa Ngargosari. Kemudian tiga sumur di Desa Gilirejobaru, Kecamatan Miri. Masing-masing di Dukuh Sumberejo, Rejosari dan Dondong.
Dengan pembuatan sumur tersebut mengurangi droping air di wilayah krisis air bersih setiap kemarau.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjelaskan program bantuan sumur di wilayah yang selama ini menjadi langganan kekeringan saat kemarau terus dilakukan. Untuk tahun 2024 ditargetkan dengan membuat 20 sumur dan saat ini sudah terealisasi 15 sumur. Bahkan untuk tahun sebelumnya telah membuat 33 sumur yang sama di daerah yang juga rawan krisis air bersih.

Baca juga:  Hadapi Kompetisi Liga 1, PSIS Semarang Akan Benahi Kondisi Fisik Pemain

“Kebutuhan air bersih bagi warga tetap terpenuhi saat musim kemarau yang sebelumnya alami kekeringan. Sehingga saat kemarau pihak Pemkab Sragen tidak perlu droping air lagi,” papar Bupati Yuni.

Menurut Bupati Yuni, pembuatan sumur yang dilakukan merupakan hibah dari berbagai pihak seperti Basnaz, iuran Korpri, PT Glori. Dengan pengerjaan pengeboran dibangun PDAM Sragen. Untuk pembuatan sumur dan jaringan instalasinya membutuhkan anggaran Rp 35 juta. Dengan keberadaan sumur itu jelas kebutuhan air bersih saat musim kemarau tetap terpenuhi. Bahkan dari hasil evaluasi bantuan 33 sumur untuk tahun sebelumnya 70 persen semuanya berjalan lancar saat musim kemarau. Sedangkan 30 persen butuh perbaikan sedikit agar air tetap lancar saat musim kemarau.

iklan
Baca juga:  Cabub Iskandar Meletakkan Batu Utama Pembangunan SMK NU Petarukan

“Seperti di Dukuh Gagan, Desa Cepoko sumur yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan air warga di dua RT dengan jumlah pengguna sekitar 60 Kepala Keluarga,” papar Bupati Yuni.

Lanjut Yuni, diharapkan kekurangan 5 sumur untuk tahun ini bisa terpenuhi dari bantuan berbagai pihak. Karena untuk pengambilan kebutuhan air bersih dari Waduk Kedung Ombo (WKO) belum bisa dilakukan, lantaran biaya operasional yang tinggi. Sehingga langkah yang tepat untuk penanggulangan krisis air bersih khususnya di wilayah Sragen Utara dengan pembuatan sumur-sumur untuk mengurangi dampak kekeringan di musim kemarau.

Ditambahkan Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirto negoro Sragen Hanindyo Heru Prayitno menyampaikan

pihaknya juga membantu kawasan yang cukup ekstrem terdampak kekeringan yang belum terjangkau layanan PDAM. Dengan pembuatan beberapa sumur yang dikelola masyarakat, saat ini sebagian besar masih mampu memberikan air untuk kebutuhan warga saat kemarau. (ars)

Baca juga:  Jalan Rusak Puluhan Tahun Petani Ngamuk
iklan