JATENGPOS.CO.ID, – Perkembangan jaman yang semakin terbuka dan kemajuan teknologi yang berkembang pesat membuat siapa saja mudah mengakses informasi melalui media internet.Banyaknya kasus penyalahgunaan teknologi internet melalui pemakaian gawaioleh remaja, makin membuktikan bahwa gawai bagaikan pisau bermata dua. Jika dimanfaatkan dengan baik maka akan memberikan keuntungan dan sebaliknya jika di gunakan untuk keburukan maka akan mendatangkan bencana bagi si pemakai. Kasus yang banyak di temui oleh guru BK di sekolah adalah pemakaian gawai untuk bermain game yang membuat kecanduan game, akses browsing ke situs porno, mengunduh atau saling bertukar file film porno, menggunakan aplikasi yang mengandung pornografi ataupun kekerasan.
Bahkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati ( sebuah yayasan yang bergerak dibidang parenting yang di dirikan oleh Elly Risman) di katakan jika durasi seorang anak di Indonesia untuk main game mencapai lebih dari lima belas jam dalam satu minggu. Selain itu ada sekitar 4,3 milyar situs porno yang siap untuk diakses pengguna internet. Kondisi demikian tentu saja menjadi keprihatinan bagi dunia pendidikan karena sebagian besar anak-anak tersebut adalah anak usia sekolah. Sebagai salah satu yang berperan dalam pendidikan selain orangtua dan masyarakat, maka guru BK mempunyai peran yang cukup penting dalam memberikan informasi melalui layanan-layanan yang diberikankepada siswa. Hal ini sejalan dengan peran BK di sekolah yang akan membantu mengoptimalkan perkembangan dan potensi siswa agar menjadi pribadi yang mulia dan berkembang sesuai fitrahnya.
Makin berkembangnya jaman akan di ikuti oleh kemajuan teknologi. Hal ini  tidak bisa di tolak, sehingga yang bisa dilakukan adalah melakukan pendampingan dan penguatan kepada siswa agar dapat memanfaatkan internet pada umumnya dan gawai pada khususnya hanya untuk kebaikan. Kondisi seperti ini merupakan tantangan tersendiri bagi guru BK, bagaimana guru BK bisa melakukan penyesuaian diri dan mengikuti perkembangan informasi tekait dengan kemajuan teknologi terutama perkembangan aplikasi yang banyak beredar dan sedang tren dikalangan siswa. Sehingga tidak mengalami banyak kendala saat menangani kasus siswa yang berhubungan dengan teknologi informasi.
Era digital juga menuntut seorang guru BK untuk paham teknologi, bagaimana membuat layanan bimbingan konseling menjadi layanan yang menarik agar tidak lagi dianggap sebagai bidang layanan yang membosankan dan menjemukan. Mengusahakan untuk membuat pola layanan yang konvensional menjadi layanan yang mudah diakses, menarik dan interaktif dengan tetap menjaga asas dan kode etik bimbingan konseling. Sebagai contoh pemberian layanan klasikal bisa disampaikan kepada siswa menggunakan media yang interaktif dan menarik dengan bantuan aplikasi teknologi. Hal ini bertujuan supaya siswa merasa senang dan tertarik sehingga informasi yang disampaikan guru bisa diterima dan dipahami dengan baik.
Selain itu seiring dengan kemajuan teknologi, fungsi guru BK sudah mulai sedikit tergeser dengan maraknyaaplikasi penyedia layanan konsultasi maupun layanan mesin pencari. Siswa dapat melakukan konsultasi secara online melalui penyedia layananan konsultasi online. Bahkan melalui bantuan mesin pencari, siswa bisa mendapatkan informasi yang ingin diketahuinya dengan segera. Guru BK dapat menyikapinya dengan positif agar memberikan kemanfaatan dalam memberikan layanan kepada siswa. Salah satunya dengan membuka kesempatan untuk bisa online konseling dengan siswa. Layanan konsultasi individu tidak hanya bertatap muka tetapi bisa melalui fasilitas internet. Layanan konsultasi ini dapat memanfaatkan aplikasi chatting Whatsapp yang bisa di akses melalui gawai maupun laptop. Sehingga siswa dapat melakukan konseling dengan guru BK jika mereka menghadapi masalah / kesulitan yang perlu di tanganisegera.
Adanya kemajuan teknologi serba digital saat ini harus dihadapi oleh guru BK dengan melakukan penyesuaian agar dapat bertahan sesuai perkembangan jamannya. Apabila semua yang dibutuhkan siswa dapat dipenuhi oleh aplikasi teknologi, maka guru BK dapat mengambil peran untuk memberikan teladan dalam hal etika sopan santun, penerapan nilai-nilai sosial kemasyarakatan serta rasa kepedulian sosial yang tidak mungkin bisa diberikan dan diajarkan oleh teknologi. Sekali lagi teknologi bisa memberikan kemudahan apabila sebagai pengguna dapat memanfaatkannya untuk kebaikan. Begitu juga dengan guru BK, era digital dapat membantu memudahkan dalam memberikan layanan jika mampu menyikapinya dengan positif.
Diana Farahida, S.Psi