Tantangan PJJ bagi Guru di Masa Pandemi

HARTINI, S.Pd. SD

Pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan pembelajaran Slameto (2013:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Di masa pandemi Covid-19 membuat dunia pendidikan banyak mengalami hambatan ,pola pendidikan harus berubah. Semula proses belajar mengajar yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka, namun kini proses belajar mengajar harus  dilakukan secara daring(  jarak jauh) dengan memanfaatkan jaringan internet serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Di lihat dari segi manfaat,  pembelajaran jarak jauh (PJJ) membawa manfaat yang begitu besar dalam bidang  ilmu pengetahuan dan teknologi di tanah air pada umumnya ,yang juga berimbas di sekolah kami SD Negeri 1 Bategede Kecamatan Nalumsari yaitu  menuju kearah digitalisasi. Namun di sisi lain, hal itu juga menimbulkan hambatan-hambatan bagi guru dan siswa. Diantaranya hambatan itu adalah banyak daerah yang mengalami kendala akses internet, anak-anak sekolah dasar banyak yang belum mempunyai gawai sendiri karena rendahnya tingkat ekonomi masyarakat. Terkadang ada gawai tidak punya kuota, harus meminjam gawai bapak atau ibunya, dan masih banyak lagi kendala yang ada di lapangan. PJJ sebenarnya cukup sulit untuk dilakukan ketika guru sedang mengajar terutama bila harus mendemonstrasikan. Pada pelajaran matematika kelas IV materi “Membandingkan pecahan” siswa akan lebih mudah memahami materi bila guru mendemonstrasikan dengan benda konkrit bukan gambar.

Baca juga:  Meningkatkan Literasi dengan Gemulai

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono menjelaskan, untuk mengatasi hal itu dibutuhkan inovasi-inovasi khusus/ terobosan baru oleh pihak guru dan sekolah dalam memanfaatkan keadaan yang serba terbatas agar proses belajar mengajar tetap berlangsung.

iklan

Inisiatif dari pihak sekolah sungguh sangat diperlukan. Dengan menggunakan tiga pendekatan yang diamanatkan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan. Konsep 3N, yakni Niteni, Niroke, dan Nambahi yang berarti mengamati, meniru, dan menambahkan. Pendekatan ini bisa dilakukan dimanapun dan oleh siapapun.

PJJ juga membuat motivasi belajar siswa cenderung rendah ditandai dengan banyaknya siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran terutama mata pelajaran matematika Hanya sekitar 55% siswa yang aktif mengikuti materi pelajaran itupun bila punya kuota. Suatu saat siswa akan merasa jenuh karena hanya melihat materi dan tugas yang harus dikerjakan melalui gawai saja. Inovasi yang dilakukan diantaranya adalah dengan memanfaatkan perangkat sederhana untuk media pembelajaran oleh guru seperti memanfaatkan televisi. Dengan dikoneksikan ke Handphone atau laptop agar anak-anak yang memiliki kendala ketidakmampuan memiliki gawai bisa melakukan belajar secara berkelompok dan dengan protokol  kesehatan di bawah bimbingan guru. Selain itu,guru juga  agar bisa menyiapkan konten belajar yang interaktif dan menarik agar peserta didik tidak merasa bosan dan lebih mudah memahami dalam proses belajarnya. Inovasi ini bisa menjadi alternatif dalam proses PJJ dan bisa diterapkan oleh pihak sekolah.

Baca juga:  Belajar Melalui Tutor Sebaya Tingkatkan Prestasi Siswa

Dalam bidang pendidikan yang seharusnya bertanggung jawab dalam hal ini, yang pertama adalah guru walaupun sebenarnya pendidikan itu menjadi tanggung jawab bersama (dalam hal ini guru, orang tua, dan masyarakat sekitar). Mari kita bersama membuat anak-anak kita untuk bergairah dalam belajar meskipun masih banyak kendala yang ditemukan di lapangan dalam masa pandemi yang belum juga  berakhir ini, proses belajar harus tetap berjalan agar siswa tetap bisa mendapatkan pembelajarn yang seharusnya didapatkan.

 

oleh

HARTINI, S.Pd. SD

Guru SD Negeri 1 Bategede

Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara

iklan