Tata Cara Vaksinasi untuk Rumah Sakit di Jateng Segera Disiapkan

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam waktu dekat menyiapkan tata cara khusus terkait prosedur vaksinasi bagi rumah sakit sebagai antisipasi meluasnya penyebaran COVID-19.

“Kita nanti akan siapkan tata caranya, (jadi belum bisa pre-order) belum, belum, itu kan belum pasti, ‘wong’ tadi masih ada angka-angka yang baru masuk, prioritas-prioritasnya, kita dari daerah ‘ngikut’ saja,” katanya usai rapat koordinasi secara daring dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait penanganan COVID-19 di Jateng, Jabar, DKI Jakarta, Jatim di ruang kerja gubernur, Senin.

Ganjar menegaskan bahwa vaksin COVID-19 tersebut akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan sesuai dengan instruksi pemerintah.

“Katanya untuk fasilitasnya diberikan pada nakes dulu, kita ikut sajalah apa yang ada, mana yang paling membutuhkan dari vaksin itu,” ujarnya.

iklan
Baca juga:  Indonesia Hasilkan Lebih dari 1.100 Ton Limbah Medis

Ganjar menjelaskan bahwa saat ini yang paling penting adalah kesiapan menghadapi libur akhir tahun dan pemerintah daerah se-Jawa Bali sepakat membatasi kegiatan yang melibatkan massa saat akhir tahun.”

Sepakat, tadi hampir di Jawa-Bali sepakat semuanya. Terus yang mau bepergian itu harus tes antigen, jadi rapidnya mesti antigen, bentuknya kayak diusap (swab) gitu, kalau tidak lebih baik tidak berpergian dulu agar kita sama-sama bisa saling menjaga,” katanya.

Kendati Program Vaksinasi COVID-19 segera dilakukan, Ganjar mewanti-wanti masyarakat tetap waspada dan tetap melaksanakan protokol kesehatan.

“Jangan sampai lengah, sudah ada vaksin, kita ‘ndlenger’, nggak perlu pakai masker dan sebagainya. Jangan, tetap kita harus disiplin soal protokol kesehatan itu,” ujarnya.

Baca juga:  Pesan Wawalkot

Orang nomor satu di Pemprov Jateng itu mengungkapkan bahwa tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia melakukan 3M terus menurun berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga tentang ketaatan menjaga protokol kesehatan.

Menurut Ganjar, hal itu sangat berbahaya sehingga perlu dilakukan pengetatan lagi mengenai protokol kesehatan. (fid/ant)

iklan