Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang banyak mendasari perkembangan ilmu pengetahuan lain, memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Kegiatan pembelajaran yang terjadi adalah guru mengajar dan siswa belajar. Pada era abad 21 sudah mengalami perubahan yang sangat pesat. Beberapa model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Scientific Learning juga telah banyak digunakan dalam proses pembelajaran.
Supaya terwujud pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi, maka tugas guru adalah mengusahakan suasana kelas selama pembelajaran berlangsung berada pada kondisi yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Hal ini dikarenakan belajar akan efektif apabila dilakukan dalam keadaan yang menyenangkan. Matematika adalah mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika diberikan kepada peserta didik dari SD (Sekolah Dasar) sampai dengan SMA (Sekolah Menengah Atas) supaya membekali peserta didik untuk berpikir logis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan untuk bekerjasama.
Menurut Sardiman A. M. (2005: 20), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Dengan banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, pendidik seharusnya memberikan motivasi dalam pembelajaran dalam belajar matematika. Pembelajaran matematika ini hendaknya pendidik juga menyesuaikan karakteristik peserta didiknya. Sebab matematika membutuhkan model pembelajaran dengan pendekatan yang nyata supaya mudah dipahami peserta didik.
Model pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran matematika antara lain adalah yang dapat menumbuhkan kreatifitas peserta didik. Peserta didik SD dan SMP senang dalam bentuk permainan dan pertandingan, sehingga pendidik dapat menggunakan model pembelajaran yang mempunyai unsur permainan dan pertandingan. Model pembelajaran Teams Games-Tournament (TGT) salah satu alternatif yang dapat digunakan pendidik baik pada SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Mengah Pertama), karena model pembelajaran ini sesuai dengan karakter peserta didik SD dan SMP yang senang dengan permainan dan pertandingan.
TGT adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Pendidik menyajikan materi dan peserta didik bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok pendidik memberikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada pendidik.
Teman satu tim atau kelompok akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu peserta didik sedang bermain dalam game atau permainan, teman yang lain tidak boleh membantu, dan pendidik perlu memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Pembelajaran TGT ini juga akan berhasil dengan adanya minat peserta didik dan motivasi dari pendidik. Aktivitas dalam suatu pembelajaran bukan hanya siswa yang aktif belajar tetapi di lain pihak, pendidik juga harus mengorganisasi suatu kondisi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Semoga saja dengan kegiatan pembelajaran TGT dapat memotivasi belajar matematika dan tidak ada lagi peserta didik yang malas belajar matematika.
Rochmawati,S.Pd.
SMP N 2 TANGEN. SRAGEN