Untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualitas dan lebih bermakna bagi siswa, diperlukan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, diharapkan mampu menumbuhkan, meningkatkan dan mempertahankan motivasi belajar siswa. Karena, tanpa adanya motivasi belajar, sulit bagi guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, dimana setiap metode pembelajaran memiliki ciri khas tersendiri yang penggunaanya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain presentasi, diskusi, permainan, simulasi, ceramah, demonstrasi, dan latihan.
Proses pembelajaran Boga Dasar terutama materi Menerapkan lipatan daun dan alas hidangan dikelas X jurusan tata boga di SMK Negeri 1 Boyolali, menunjukan bahwa sebagian besar siswa tidak aktif , tidak semangat, tidak bergairah dan cenderung tidak kreaktif. Kompetensi Boga Dasar merupakan kompetensi yang pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak praktik daripada teori dan dilaksanakan di Kitchen. Pada proses praktik lipatan daun dan alas hidang masih terlihat sebagian besar siswa, mondar–mandir tanpa tujuan yang jelas, mengobrol dengan teman, bercanda dan sebagainya. Sedangkan pada hasil lipatan daun dan alas kurang memuaskan. Masalah-masalah tersebut membuktikan bahwa dalam hasil pelaksanaan proses pembelajaran kompetensi Boga Dasar pada umumnya sering mengalami kesulitan.
Metode pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran sesuai fungsi dan manfaatnya. Metode yang digunakan penulis adalah menerapkan metode tutor sebaya, metode ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam belajar. Dan peserta didik mudah menerima pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Menurut Suharsimi (2010:62) bahwa : Adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima penjelasan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya. Pengajaran tutor sebaya yang pada dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan memberikan bantuan dari dan kepada siswa supaya dapat mencapai belajar secara optimal. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya itu sendiri , dilakukan dengan cara sebagai berikut : Pertama Guru sebelum jam pembelajaran memilih 8 dari 36 peserta didik yang dianggap mampu/cakap menjadi tutor sebaya. Kedelapan siswa tersebut diberi pengayaan/bimbingan khusus diluar jam pembelajaran tentang materi yang akan dipelajari. Kedua Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. Ketiga Guru menyajikan informasi materi lipatan daun dan alas hidang. Keempat Guru mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar, dengan menempatkan satu orang tutor sebaya di tiap kelompok. Kelima Guru memantau dan mengamati kegiatan kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka dengan kerjasama dengan tutor sebaya..Keenam Guru melakukan evaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Ketujuh Guru memberi penilaian proses/ kinerja kelompok dan anggotanya.
Setelah menerapkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tutor sebaya ini, terlihat adanya perubahan sikap peserta didik dalam mengikuti pembelajaran boga dasar, dan juga meningkatakan keterampilan peserta didik.
Tutik Triyatminingsih, S.Pd
Guru Tata Boga
SMK NEGERI 1 BOYOLALI