Tingkatkan Pemahaman Konsep IPA dengan Virtual Laboratory

Indri Rahmawati S.Pd. Guru SMP Muhammadiyah 1 Sragen
Indri Rahmawati S.Pd. Guru SMP Muhammadiyah 1 Sragen

JATENGPOS.CO.ID, – Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah maka pembelajaran yang sesuai adalah metode demonstrasi atau eksperimen. Melalui metode demonstrasi atau eksperimen peserta didik secara langsung dapat mengalami proses-proses IPA, mampu menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Banyak materi pelajaran IPA yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungan, namun dalam proses belajar mengajar, guru tidak mungkin bisa menyampaikan semua materi dengan cara demonstrasi ataupun eksperimen secara langsung. Hal tersebut dikarenakan ada materi-materi tertentu yang bersifat abstrak. Misalnya pada materi kelistrikan dan kemagnetan kerena memuat sejumlah konsep konkret maupun konsep abstrak.

Permasalahan lain yang menyulitkan guru untuk melakukan pembelajaran IPA dengan metode eksperimen adalah kurangnya fasilitas laboratorium. Oleh karena itu salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan cara melakukan pembelajaran yang berbasis laboratorium virtual. Laboratorium virtual ini tidak memerlukan laboratorium fisik, namun dapat memberi gambaran kepada peserta didik seolah-olah kegiatan pembelajaran ini berada di laboratorium. Sehingga peserta dilatih untuk berpikir dan melakukan percobaaan secara virtual untuk menanamkan konsep-konsep IPA.Disamping itu dengan pembelajaran laboratorium virtual ini, percobaan-percobaan yang dilakukan tidak memerlukan waktu yang lama karena langsung disimulasikan hasilnya sehingga pembelajara ini menghemat waktu. Peserta didik dapat belajar lebih senang dan termotivasi. Hal ini tentunya akan meningkatkan prestasi belajar.

Baca juga:  “UTABI”OptimalkanPembelajaran Biologi

Menurut Sutrisno (2012), laboratorium virtual adalah percobaan berbantuan komputer yangtelah tersedia softwareberbasis multimedia interaktif yangsiap untuk dioperasikan. Peserta didik seolah-olah melakukan eksperimen seperti di laboratorium sebenarnya. Namun hanya mengunakan alat bantu komputer dan software tersebut.Program ini berguna untuk mengganti situasi yangsebenarnya dan tidak mungkin dihadirkan dalam kelas. Laboratorium virtual berpotensi untuk memberikan peningkatan secara signifikan dan pengalaman belajar yang efeketif.

Manfaat laboratorium virtual menurut Farreira (2010) adalah: (1)mengurangi keterbatasan waktu jika tidak ada cukupwaktu untuk mengajari seluruh peserta didik di dalam laboratoriumhingga mereka paham, (2) mengurangi hambatangeografis jika terdapat peserta didik  yang berlokasi jauh daripusat pembelajaran, (3) ekonomis tidak membutuhkanbangunan laboratorium, alat-alat dan bahan-bahan seperti padalaboratorium konvensional, (4) meningkatkan kualitaseksperimen karena memungkinkan untuk diulang untukmemperjelas keraguan dalam pengukuran di laboratorium, (5)meningkatkan efektivitas pembelajaran karena peserta didik akan semakin lama menghabiskan waktunya dalamlaboratorium virtualtersebut berulang-ulang, (6) meningkatkankeamanan dan keselamatan karena tidakberinteraksidengan alat dan bahan kimia yang nyata.

iklan
Baca juga:  Menulis Recount Text Gunakan Teknik Picture Series

Dalam pembelajaran ini menggunakanPhEtsimulation.Tampilannya lebih interaktif, gambar alatnya pun sesuai dengan aslinya sehingga peserta didik lebih mudah mengenali alat-alat tersebut. Meski tanpa adanya petunjuk penggunaan, peserta didik dapat langsung memahami dan menjalankan eksperimen dengan PhEt. Aplikasi PhEt simulationdapat digunakan secara offline, yaitu dengan mengistal softwarePhEt simulation, dan secara online yaitu dengan menghubungkan PC dengan internet dan membuka alamat  PhEt melalui file browser yang kita inginkan.

Pembelajaran dengan menggunakan laboratorium virtual diawali dengan pembentukan kelompok belajar secara heterogen. Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan meminta peserta didik mengamati tampilan  PhEt simulation. Peserta didik melakukan diskusi bersama anggota kelompok untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dan siap untuk presentasi.

Baca juga:  Mufakat Kelas Sarana Mendisiplinkan Anak

Jadi, kendala keterbatasan laboratorium dapat diatasi dengan penggunaan labotarorium virtual. Pada saat pembelajaran dengan labotarorium virtual ini peserta didik tampak bersemangat dan menunjukkan ketertarikan terhadap media ini sehingga mereka aktif dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan dengan media dalam laboratorium virtual dapat memberikan gambaran yang jelas dan konkret yang tidak dapat mereka lihat jika mereka melakukan eksperimen dengan alat sebenarnya. Mereka menjadi semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan aktifnya mereka dalam kegiatan pembelajaran, tentunya berdampak pada meningkatnya pemahaman konsep IPA.

Indri Rahmawati S.Pd.

Guru SMP Muhammadiyah 1 Sragen

iklan