“TIPS”, Tingkatkan Motivasi Belajar Matematika

Indri Agustin, S.Pd.SD. Guru SDN 1 Karangkemiri, Kec. Wanadadi, Kab. Banjarnegara

Pembelajaran Matematika tidak hanya menuntut penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pelajaran Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama. Adapun tujuan pembelajaran Matematika diantaranya yaitu untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik (Kemendikbud 2013). Untuk mencapai tujuan pembelajaran, peran guru dalam mendorong siswa agar senang belajar Matematika sangat menentukan.

Berdasarkan observasi pembelajaran Matematika semester 2 Tahun Pelajaran 2020/2021 di Kelas VI SDN 1 Karangkemiri pada materi pokok Statistik sederhana, KD 3.3 Memahami cara menghitung nilai rata-rata, median, dan modus menggunakan statistik sederhana, motivasi belajar siswa masih rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan karena siswa belajar Matematika hanya menerima penjelasan dari guru, mencontoh dan mencatat penyelesaian soal dari guru, serta dalam pembelajaran Matematika kurang melibatkan siswa belajar aktif. Jika kondisi ini dibiarkan akan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah karena siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi belajar merupakan dorongan yang menjadi penggerak dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu agar tercapai suatu tujuan yaitu untuk mencapai prestasi yang baik. Menurut Sardiman (2018) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Baca juga:  “Halian” Strategi Jitu Terampil Berhitung

Motivasi belajar siswa merupakan hal yang sangat berpengaruh pada proses kegiatan pembelajaran, sehingga guru perlu menginovasi cara mengajar Matematika dengan metode pembelajaran yang mampu diterapkan secara efektif dan efisien. Metode pembelajaran yang tepat adalah Think Pair Share. Pembelajaran Think Pair Share merupakan pembelajaran dimana siswa dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan yang ditugaskan oleh guru. Menurut M. Sunita (2014) Think Pair Share merupakan model pembelajaran dimana siswa berpikir secara mandiri tentang permasalahan yang diberikan oleh guru kemudian diskusi dengan pasangan dan membagikan hasil diskusi tersebut kepada teman di kelas. Penggunaan metode Think Pair Share memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama antar sesama siswa dengan tugas-tugas terstruktur, dan dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Baca juga:  “QSH “ Tingkatkan Belajar IPS

Guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Think Pair Share yaitu melalui pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu di sekolah. Langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share yaitu: 1). Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu untuk tiap kegiatan, serta memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. 2). Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. 3). Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan demonstrasi. 4). Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada seluruh siswa, dan siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu. 5). Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya. 6). Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai jawaban tugas yang telah dikerjakan. 7). Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat kepada seluruh siswa di kelas dengan dipandu oleh guru. 8). Siswa dinilai secara individu dan kelompok.

iklan
Baca juga:  Model Guided Discovery Mengembangkan Kreativitas Siswa

Dengan menerapkan metode Think Pair Share, siswa dapat memanfaatkan waktu untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan dan saling berinteraksi lebih lama dalam berdiskusi, sehingga secara tidak langsung akan memberikan penguatan terhadap materi dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Siswa dapat lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Rasa percaya diri siswa terbangun karena siswa dilatih berbicara di depan kelas. Selain itu, guru dapat memanfaatkan waktu lebih lama untuk merencanakan hal lain ketika menerapkan metode Think Pair Share. Guru dapat lebih fokus untuk memperhatikan setiap siswa dan dapat memberikan pertanyaan yang berkualitas.

Oleh:

Indri Agustin, S.Pd.SD.

Guru SDN 1 Karangkemiri, Kec. Wanadadi, Kab. Banjarnegara

iklan