JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Anggota MPR/ DPR RI Rinto Subekti tak pernah lelah terus mensosialisasikan empat pilar ke masyarakat. Kali ini, Rinto Subekti yang juga Ketua DPW Partai Demokrat Jawa Tengah menyambangi masyarakat Desa Tunggulrejo Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar. Didesa ini, Rinto pun kembali mensosialisasikan empat pilar yang dinilainya sudah mulai memudar. Memudarnya empat pilar kebangsaan di tengah masyarakat di era modern saat ini sudah dalam tahap memprihatinkan. Tidak hanya orang dewasa saja yang lupa akan bunyi sila didalam pancasila maupun isi dari UUD 1945.
Namun banyak para siswa sekolah mapun para mahasiswa juga sudah lupa akanbunyi dari Pancasila, UUD 45, dan NKRI termasuk Bhineka Tunggal Ika yang dibungkus dalam empat pilar kebangsaan tersebut. Dalam blusakannya mensosialisasikan empat pilar, Rinto Subekti yang kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dalam Pileg 2019 dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, terkejut saat melihat kalau masyarakat Tunggulrejo ini banyak yang tidak tahu apa itu empat pilar kebangsaan.
“Kurang pemahaman atas empat pilar itu, kalau dibiarkan dapat melemahkan toleransi dan rasa kebersamaan. Termasuk rapuhnya sistem budaya dalam menghadapi gempuran pengaruh luar. Ini sangat bahaya sekali,”papar Rinto Subekti, Selasa (12/3).
Untuk itu, ungkap Rinto, salah satu tugas anggota DPR, salah satunya berkewajiban melaksanakan sosialisasi empat pilar kebangsaan. Dimana empat pilar itu yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Melihat kondisi ini, saya yakin didesa terpencil lainnya pun kondisi tak pahamnya masyarakat akan empat pilar juga sama. Maka sosialisasi empat pilar ini, harus terus dilakukan sampai ke pelosok-pelosok pedesaan,” jelasnya.
Tak hanya mensosialisasikan empat pilar semata, turunnya para wakil rakyat yang selama ini hanya duduk di Senayan pun sangat diperlukan untuk mendengarkan langsung apa aspirasi yang diinginkan masyarakat. Termasuk salah satunya menyalurkan dana aspirasi yang memang menjadi hak dari rakyat untuk dipergunakan membangun sarana dan prasarana.
Salah satunya sarana olah raga yang selama ini condong banyak dilupakan oleh pemerintah.
“Jadi tidak hanya melulu mensosialisasikan empat pilar. Nanti warga bisa bosan. Tapi juga dimanfaatkan untuk mendengar apa aspirasi rakyat yang bisa dibawa ke senayan dan disuarakan pada pemerintah,”pungkasnya. (dea/bis)