Perkalian merupakan salah satu dari empat operasi dasar di dalam aritmatika dasar yang berkaitan dengan penskalaan satu bilangan dengan bilangan lainnya (Maulana et al., 2020). Dimana satu bilangan dilipatgandakan sesuai dengan bilangan pengalinya. Atau disebut penjumlahan berulang. Oleh karena itu, belajar perkalian membutuhkan prasyarat berupa kemampuan menjumlahkan bilangan.
Sebagai mata pelajaran Matematika, perkalian sering dianggap sulit atau bahkan di hindari beberapa peserta didik. Hal tersebut terjadi mungkin karena dalam pembelajaran penulis menggunakan metode belajar yang kurang menarik. Upaya guru dalam membangun pemahaman perkalian pada peserta didik dengan menyuruh anak menghafal dan berdiri di muka kelas, memberi hukuman kepada yang tidak hafal dengan berdiri di sudut kelas sampai pelajaran usai merupakan salah satu penyebab pembelajaran Matematika dianggap mengerikan dan tidak menyenangkan. Di samping itu, peserta didik juga tidak mengetahui makna yang sebenarnya dari perkalian itu sendiri. Akibatnya pemahaman dan hasil belajar peserta didik menjadi kurang optimal.
Sebagai seorang pengajar, penulis mencoba mencari terobosan guna menghapus stigma negatif tentang matematika dengan tujuan untuk meningkatkan hasil capaian belajar perkalian pada peserta didik Kelas 2 SD Negeri 4 Ketro, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan.
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuat mindset bahwa matematika itu menyenangkan dan terasa mudah jika mau sering berlatih dalam pengerjaan soal. Upaya yang penulis pilih dalam menunjang mindset peserta didik bahwa matematika itu menyenangkan adalah dengan menggunakan media pembelajaran TUTOR dalam membelajarkan perkalian pada peserta didik. TUTOR atau Tutup Botol Perkalian merupakan salah satu media pembelajaran perkalian dengan memanfaatkan sampah tutup botol plastik yang banyak dijumpai di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal peserta didik.
Langkah pembelajaran dengan menggunakan tutup botol bekas sebagai media pembelajaran perkalian dapat dimulai dengan meminta peserta didik mencari 10 sampai 20 tutup botol bekas seperti; teh botol, coca cola, dan sebagainya, kemudian membawanya ke sekolah. Kegiatan ini dapat dilakukan berpasangan, berkelompok atau individu.
Sebelum kita memulai pelajaran, peserta didik kita ajak untuk mengamati benda yang ada di sekitar, misalnya kursi dan meja. Tanyakan berapa kaki meja atau kursi, mereka akan menghitung dan menjawab 4 (empat); kemudian ditanya kalau dua atau tiga kursi berapa jumlah kakinya. Kita bisa pindah ke obyek yang lain, kaki anak misalnya ada berapa, bila 4 anak atau 5 anak berapa jumlah kakinya, dan seterusnya. Kegiatan ini membantu anak memahami konsep dasar perkalian sebagai penjumlahan berulang.
Selanjutnya peserta didik diminta mengeluarkan tutup botol yang sudah mereka bawa, kemudian tuntut mereka menyusun tutup botol tiga-tiga ke bawah sebanyak empat susun. Tanyakan ada berapa susun atau berapa kali tiganya, kemudian berapa jumlahnya. Lakukan ini berulang-ulang dengan jumlah yang berbeda, misalnya dua-dua ke bawah sebanyak lima atau enam susun, kemudian ditanya jumlahnya dan seterusnya. Setelah mereka berulang-ulang mencoba dan dapat memahami konsep dasar perkalian, anak diminta menulis perkalian sesuai dengan yang mereka inginkan sebanyak sepuluh kali.
Dengan cara ini peserta didik dapat menemukan sendiri konsep dasar perkalian, dan yang lebih penting dari itu pelajaran matematika menjadi bermakna dan menyenangkan.
Oleh :
Sri Lestari, S.Pd.SD
Guru Kelas 2 SD Negeri 4 Ketro
Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan