“ Discovery Learning” Tingkatkan Prestasi Belajar IPA

HARIYANTI, S.Pd. Guru IPA SMP Negeri 40 Purworejo
HARIYANTI, S.Pd. Guru IPA SMP Negeri 40 Purworejo

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di SMP meliputi antara lain fisika, Biologi, dan kimia. Menurut Kemendikbud (2017: 19) IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

IPA saat ini masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Kondisi ini dijumpai selama proses pembelajaran, banyak siswa yang pasif dan malu bertanya. Demikian realita yang dihadapi oleh guru pada saat proses belajar mengajar di dalam kelas.
Pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dan Lingkungannya merupakan materi yang langsung bisa dipraktikkan dilapangan, sehingga siswa dirasa perlu pengalaman langsung dalam pembelajaran. Guru memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik yang dapat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah model pembelajaran “Discovery Learning”.

Baca juga:  Trias UKS Tingkatkan Pengetahuan Hidup Sehat

Menurut Saefudin dan Ika Berdiati (2014: 56) model pembelajaran Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pembelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan. Discover learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan pahami dalam suatu bentuk akhir (kemendikbud, 2014: 36). Kelebihan metode penemuan (discovery) menurut Suryosubroto (2009: 185) sebagai berikut: (1)membantu siswa dalam mengembangkan atau memperbanyak penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, (2) membangkitkan gairah belajar siswa, (3) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak lebih maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, (4)Siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar, (5) Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses – proses penemuan.

Baca juga:  Guru Bagi Generasi Digital Native, Bagaimana?

Teori tersebut akan telah diimplementasikan dan dibuktikan dalam sebuah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Negeri 40 Purworejo pada kelas VII B tahun pelajaran 2017/2018 semester 2.

iklan

Penelitian Tindakan Kelas tersebut dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusnya ada tiga pertemuan. Adapun tahapan PTK sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan (planing), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) observasi dan evaluasi, serta (4) refleksi dan tindak lanjut. Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan tes. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisis persentase. Menurut Syah dalam Kemendikbud (2014: 37) prosedur yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan model pembelajaran “Discovery Learning” adalah (1) Stimulation (Stimulasi/pemberian rangsangan), (2) Problem Statemen (pertanyaan/identifikasi masalah), (3) Data collection (pengumpulan data), (4) Data processing (pengolahan data), (5) Verification (pembuktian), (6) Generalization (menarik kesimpulan).
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model “Discovery Learning” dapat : (1) meningkatkan aktivitas belajar siswa, (2) meningkatkan prestasi belajar IPA, hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata dan peningkatan ketuntasan belajar klasikal dari siklus ke siklus.

Baca juga:  Tingkatkan Kemampuan Gerak Manipulatif Melalui Menggiring Bola

HARIYANTI, S.Pd.
Guru IPA SMP Negeri 40 Purworejo

iklan