Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mendidik siswa dengan pengawasan guru. Selain menyediakan tempat untuk kegiatan belajar mengajar, sekolah juga diharapkan mampu menjadi rumah kedua bagi siswa. Hal ini karena siswa akan menghabiskan banyak waktu untuk bermacam kegiatan di sekolah. Upaya untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman, tentu tidak hanya menjadi kewajiban dari petugas kebersihan sekolah, melainkan juga harus memperoleh dukungan dari seluruh warga sekolah. Untuk itu, Kepala SMP NU 01 Muallimin Weleri menggagas sebuah program yang diberi tajuk Gerakan Pilah Sampah. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan pengolahan sampah yang ada di sekolah menjadi lebih terkondisikan. Selain memudahkan pembuangan, dalam hal pengolahan sampah juga bisa dijadikan bahan kreativitas siswa.
Ditetapkannya Gerakan Pilah Sampah menjadi salah satu program utama di sekolah, memberikan tanggung jawab lebih kepada semua warga sekolah. Melalui koordinasi dari Kepala Sekolah, segenap Dewan Guru dilibatkan dalam memberikan sosialisasi kepada siswa tentang tata kelola sampah. Sosialisasi Gerakan Pilah Sampah diawali dengan apel bersama. Kepala Sekolah memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan sekolah yang bebas dari sampah. Tindak lanjutnya yaitu guru yang diberi tugas akan memberikan sosialisasi secara berkala kepada siswa di masing-masing kelas. Materi utama yang disampaikan adalah jenis-jenis sampah, yang terdiri atas sampah organik, daur ulang dan residu. Sampah organik adalah jenis sampah yang bisa didaur ulang, seperti sisa makanan, baik sayur dan buah-buahan, maupun dari daun dan ranting pohon. Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit diurai. Jenis sampah ini ada yang bisa didaur ulang dan ada yang tidak bisa. Sampah yang tidak bisa didaur ulang termasuk jenis sampah residu.
Secara berkala, pengelolaan sampah di sekolah, selalu mendapat bimbingan dari Bapak/Ibu guru yang memantau keseharian siswa di sekolah. Dengan keterlibatan siswa secara aktif, melalui kelompok-kelompok yang bertugas, program ini dapat berjalan dengan efektif. Tidak lupa Kepala Sekolah dalam tiap sambutannya memberikan apresiasi dan motivasi kepada seluruh warga sekolah untuk terus secara konsisten mengawal program. Sarana dan prasarana sekolah untuk mendukung program Gerakan Pilah Sampah juga disediakan, seperti tempat cuci tangan dan tempat sampah yang tersedia di masing-masing kelas, lengkap dengan pilihan organik dan anorganik. Siswa dibiasakan untuk secara disiplin dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah, sehingga secara berkelanjutan akan membentuk karakternya. Dengan demikian perilaku memilah sampah ini, akan menjadi kebiasaan yang diterapkan siswa tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di tempat tinggalnya.
Langkah berikutnya yaitu reuse atau menggunakan kembali. Pada tahapan ini, siswa diajak untuk memanfaatkan sampah yang ada untuk dapat dimanfaatkan kembali. Bekas botol minuman kemasan yang tidak terpakai dipergunakan untuk pot tanaman. Siswa diberi kebebasan untuk berkreasi dalam membuat konsep pot dan jenis tanaman yang disukainya. Pada akhirnya, tiap kelas memiliki taman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Langkah ini juga sekaligus sebagai upaya penghijauan di lingkungan sekolah.
Tahap selanjutnya yaitu recycle yang memiliki arti mendaur ulang. Program memilah sampah yang sudah dibiasakan, akan memudahkan dalam proses recycle. Sampah-sampah organik bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk. Produk yang dihasilkan nanti, selain bisa dimanfaatkan untuk taman sekolah, juga bisa dikemas dan diperjualbelikan. Nilai ekonomi yang ada pada pupuk kemasan pada akhirnya bisa dimanfaatkan siswa untuk belajar berwirausaha. Sedangkan sampah-sampah anorganik, bisa dijual ke pengepul sampah, sehingga masih bisa mendapatkan keuntungan.
Oleh: Ani Susmiatun, S.Pd., M.Pd.
Kepala SMP NU 01 Muallimin Weleri