Asyiknya Belajar IPA Dengan Penerapan Literasi Sains dan Pendekatan Saintifik

Ratnawati Purwaningsih, S.Pd. Guru SD Negeri Nglarangan, Tretep, Temanggung
Ratnawati Purwaningsih, S.Pd. Guru SD Negeri Nglarangan, Tretep, Temanggung

Perkembangan teknologi menjadi ciri tersendiri untuk abad ke-21, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa pengaruh terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Kondisi yang dialami bangsa Indonesia saat ini adalah belum banyaknya sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengikuti kemajuan IPTEK secara optimal.

SDM yang dibutuhkan untuk bisa bersaing di era globalisasi adalah SDM yang berkualitas, mampu berkompetisi secara global baik dari segi pikiran, keahlian, maupun keterampilan. Untuk menciptakan SDM yang berkualitas tentu erat kaitannya dengan pendidikan yang berperan dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang mampu berkompetisi di dunia Internasional karena pendidikan berkontribusi besar dalam mempersiapkan kader bangsa.

Literasi berasal dari kata “literacy” (bahasa Inggris) yang berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf. Kata sains berasal dari kata “science” (bahasa Inggris) yang berarti ilmu pengetahuan. Literasi Sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (Firman, 2007).

Baca juga:  Tingkatkan Kemampuan Hitung ABK dengan Kalender

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum dan prinsip melalui tahapan – tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”( Hosnan,2014: 34).

iklan

Dalam pembelajaran saintifik diharapkan tercipta kondisi pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mencari tahu informasi dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Dalam penerapannya literasi sains dan pendekatan saintifik tidak dapat berjalan sendiri, karena literasi sains berkaitan dengan pendekatan saintifik. Sejak dini siswa sudah diajarkan untuk melihat segala sesuatu dengan cara kerja seorang ilmuwan dimana hasil yang diperoleh itu terlihat bukan pada sebatas hasil dan kesimpulan saja namun terhadap prosesnya sebelum menjadi hasil. Di dalam kurikulum 2013, IPA menjadi salah satu mata pelajaran yang interaktif dan dapat membuat siswa aktif untuk mengikuti pembelajaran IPA di sekolahnya.

Baca juga:  Guru Sahabat Siswa

Sehingga siswa memiliki kemauan belajar yang tidak merasa terbebani namun mereka merasa senang dengan proses pembelajaran yang menerapkan literasi sains. Dalam kegiatannya proses literasi sains dengan pendekatan saintifik dapat kita jumpai pada kegiatan praktikum- praktikum yang menarik rasa keingintahuan siswa dan percobaan-percobaan sederhana yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap ilmu alam yang pasti dan konkret. Pada kurikulum 2013 merancang proses pembelajaran di kelas yang mengarahkan siswa mendapatkan ilmu pengetahuan secara pasti dan nyata namun tentu dalam hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru dalam menyampaikannya.

Penerapan literasi sains dan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 terlihat pada isi kurikulumnya. Pada kurikulum ini menggunakan penerapan tematik, dimana satu tema memiliki keterkaitan dengan banyak mata pelajaran. Selain itu buku pegangan siswa dibuat semenarik mungkin dengan adanya gambar-gambar yang dapat menunjang pemahaman siswa mengenai hal yang dipelajari di sekolah. Hal ini yang dapat menambah ketertarikan siswa untuk mengetahui IPA lebih dalam lagi dengan begitu siswa merasa menikmati, tidak hanya sebatas teori yang dipelajari saja tapi juga mengenai percobaan-percobaan dan fakta-fakta ilmiah yang disajikan dalam materi pelajaran IPA. Namun tidak lupa untuk mengingatkan siswa dengan aspek spiritual dalam setiap proses pembelajarannya, sehingga tujuan pembentukan moral anak bangsa melalui pendidikan ini dapat dikatakan berhasil melalui sistem pendidikannya.

Baca juga:  “REACT” Jadikan Lebih Menarik


Ratnawati Purwaningsih, S.Pd.
Guru SD Negeri Nglarangan, Tretep, Temanggung

iklan