Pendidikan merupakan sebuah aktivitas yang sangat penting dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang ingin maju. Pendidikan pada masa sekarang ini semakin tergantung pada tingkat kualitas, antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai sumber yang tersedia, dalam upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa untuk mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berfikir siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif.
Namun, di sisi lain perkembangan pendidikan menghadapi kenyataan yang sangat memprihatinkan bahwa minat dan motivasi belajar siswa yang sangat kurang. Mata pelajaran matematika merupakan satu mata pelajaran dari lima mata pelajaran pokok yang diajarkan pada tingkat sekolah dasar. Pada kenyataannya sebagian besar peserta didik terutama di tingkat sekolah dasar kurang menyenangi pelajaran matematika tersebut. Alasan siswa sekolah dasar kurang menyenangi dan termotivasi untuk mengikutinya disebabkan mata pelajaran matematika sangat sulit untuk dipahami karena sebagian besar materinya bersifat abstrak, memerlukan penalaran yang sangat baik agar mengerti, sehingga siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran ini.
Guru harus terampil membangun jembatan penghubung antara pengalaman kongkrit dengan konsep-konsep matematika. Oleh karena itu peranan media pembelajaran, terutama alat peraga, memiliki peranan yang penting untuk kegiatan pembelajaran matematika di sekolah dasar. Sajikan matematika dalam suasana menyenangkan, beri siswa kesempatan sebanyak-banyaknya untuk berbicara, bekerja, dan menulis mengenai matematika, gunakan bahasa yang biasa sebagai strategi awal, biasakan menyelesaikan suatu permasalahan dengan pendekatan problem solving dan biasakan siswa untuk aktif bekerjasama dalam kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru pada SD Negeri 1 Jembangan kelas V dimana guru akan melakukan pembelajaran, melihat pada saat guru menyampaikan materi tentang pecahan, aktifitas yang dilakukan oleh guru sangatlah kurang menarik dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dia miliki. Aktifitas yang dilakukan guru adalah guru menjelaskan materi yang akan dipelajari, dilanjutkan tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang direspon diam oleh siswa, kemudian guru menugaskan siswa untuk mengerjakan latihan dan diakhiri dengan mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
Kondisi pembelajaran yang demikian tentunya tidak boleh dibiarkan dan harus segera dicarikan solusinya, agar pembelajaran matematika menjadi lebih mudah dipahami, lebih menarik bagi siswa, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar matematika dan berujung pada hasil pembelajaran matematika yang meningkat. Berdasarkan latar belakang ini perlulah sebuah model pembelajaran yang menarik dan kreatif untuk siswa, yaitu dengan Model pembelajaran Monopoli Matematika.
Penggunaan permainan monopoli pecahan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Mengajarkan tentang materi pecahan melalui permainan menggunakan monopoli pecahan, Menjelaskan cara permainan monopoli pecahan kepada siswa dengan menggunakan monopoli pecahan menggunakan power point, Melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan monopoli pecahan dilaptop dengan menggunakan infocus yang sudah di siapkan dimana siswa secara bergiliran melempar dadu dan masing-masing siswa mengerjakan tugas disetiap bidak berhenti, Membagi siswa menjadi 6 kelompok, Setiap kelompok mendapatkan permainan monopoli pecahan manual yang sudah dipersiapkan
guru, Guru menugaskan siswa dalam kelompok secara individu untuk bermain monopoli pecahan ,Siswa mempresentasikan hasil kerja dalam permainan monopoli yang telah dilakukan, dan yang terakhir evaluasi.
Di harapkan dengan Permainan monopoli pecahan pada materi pecahan mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga menjadikan pelajaran matematika adalah pelajaran yang menarik dan menyenangkan.
SRI HARYATI, S.Pd.
SD Negeri 1 Jembangan, Kec. Punggelan, Kab. Banjarnegara