Tulisan braille merupakan tulisan khusus tunanetra, sehingga penggunaannya dalam media tulis dalam kehidupan sehari hari sangat minim bahkan dapat dikatakan tidak ada. Hal ini terjadi karena mendirikan media masa bertuliskan huruf braille tidak menjanjikan secara materiil.
Aktivitas belajar menulis braille di SLB Negeri Wonogiri selama ini terbatas pada kosa kata dari rutinitas sehari hari, sehingga perbendaharaan kata yang ditulis juga umum dan terbatas diperparah dengan guru malas mencari literatur lain selain buku materi pelajaran saja. Kegiatan belajar mengajar siswa kurang begitu berminat dan pasif dalam menulis braille, ketidak minatan siswa dalam menulis braille diantara nya kebosannan siswa dengan materi bahan yang ditulis adalah berkutat kegiatan rutinitas sehari hari yang berulang sehingga kurang menantang dan membosankan.
Pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berpusat pada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menggunakan tema dalam mengkaitkan beberapa mata pelajaran yang bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. Pengetahuan siawa akan terwarnai oleh bahasa yang sering muncul saat itu, seperti misalnya sekarang sedang hangat hangatnya semua orang membicarakan hal yang berhubungan dengan pemilu serentak dalam media masa dan dunia maya.
SLB Negeri Wonogiri berada dibawah naungan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Povinsi Jawa Tengah menggunakan kurikulum tiga belas (Kutilas / kurikulum 2013), untuk mendukung SLB Negeri dalam penggunaan kurikulum 2013, guru didalam kelas menggunakan pendekatan faktual dan berpusat pada siswa.. Sesuai prinsif kurikulum 2013 bahan pelajaran yang hangat dan faktual saat ini adalah tema yang dikaitkan dengan pesta demokrrasi pemilu serentak. Banyak istilah dan kata kata ramai saat ini di media massa dan dunia maya, siswa akan bangga mengucapkam kata kata yang populer saat ini karena merasa paling kini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih menarik.
Kegaduhan politik yang menjadi tema materi pembelajaran tematik menulis braille kali ini “Pesta Demokrasi” siawa yang terkena imbas radiasi pesta demokrasi hampir setiap hari selalu bercerita tentang istilah istilah yang ngetrend, hal ini terbawa kedalam kelas sehingga menjadi tema dalam KBM adapun mata pelajaran yang terkait dengan pesta demokrasi ini diantaranya : Bahasa Indonesia tentang perbendaharaan kata, menulis dan berceritra, IPS tentang demokrasi di Indoneia, PKn tentang menghargai pilihan dan pendapat orang lain, serta matematika tentang cara menghitung jumlah.
Proses belajar lebih mengasikkan karena siswa berbeda pilihan atas ketertarikan pada calon tertentu atau partai tertentu dan bisa disajikan dalam bentuk tulisan braille, perhatian satu siswa dengan siswa lainnya tentang kata kata yang populer saat pesta demokrasi ini. Banyak pilihan kata yang diucapkan dari para penyelenggara pemilu, para calon , jurkam, simpatisan atau dari para indepedent.
Jangan biarkan kegaduhan pesta demokrasi hanya sebagai radiasi yang menimbulkan ocehan siswa yang merdu dan lucu, akan tetapi wajib di goreng dengan sentuhan kreatif guru sehingga menjadi bermakna untuk menghantarkan siswa senang belajar menulis braille dan menggeneralisasikannya dalam beberapa mata pelajaran yang terkait dengan menimbulkan atensi, simpati dan partisipasi siswa dapat meninggkatkan prestasi belajar siswa terutama empat aspek keterampilan Keempat aspek keterampilan tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2008:106).
Edi supriadi, S.Pd
Guru SLBN Wonogiri