Kreasi Batik “Eco Print” Wujudkan Pembelajaran Ramah Lingkungan

Nuryanto, S.Pd Guru SMA Negeri 1 Sumberlawang
Nuryanto, S.Pd Guru SMA Negeri 1 Sumberlawang

Batik merupakan salah satu warisan budaya adiluhung bangsa Indonesia, dan kita patut bangga karena banyak macam-macam motif yang terdapat di Indonesia. Kain batik menjadi tren busana beberapa tahun terahir ini, tidak sebatas pada batik tulis dan batik cap saja, tetapi berkembang pada batik kontemporer. Dahulu batik dibuat dalam bahan berwarna putih yang terbuat dari kapas (kain mori). Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutra, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Dalam pembelajaran seni rupa, batik merupakan materi pelajaran kelas XI semester 2. Dalam proses pembelajaran batik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sumberlawang ada sedikit kendala. Ketika siswa disuruh membatik hampir 80% banyak alasan dalam proses pewarnaan, yang tangannya kotor, bajunya kotor. Berdasarkan fenomena diatas untuk meningkatkan kreatifitas dan kebersihan lingkungan maka pendidik mencoba dengan kreasi batik Eco print yang ramah lingkungan. Apakah Eco Print itu?.

Baca juga:  Belajar Matematika Menyenangkan dengan Permainan Monopoli

Batik Eco Print merupakan batik yang memakai bahan-bahan alam yang sangat ramah lingkungan. Mengapa penulis memilih kreasi batik Eco Print, karena penulis melihat banyak siswa yang berasal dari pedesaan, jadi bahan yang digunakan untuk membatik banyak tersedia. Batik menurut Asti M dan Ambar B. Arini (2011:1) berdasarkan etimologi dan terminologinya, batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi membatik artinya melempar titik berkali-kali pada kain. Adapula yang mengatakan bahwa kata batik berasal dari kata amba yang berarti kain yang lebar dan kata titik. Artinya batik merupakan titik-titik yang digambar pada media kainyang lebar sedemikian sehingga menghasilkan pola-pola yang indah. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, batik memiliki arti kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malampada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.. Tidak sebatas pada batik tulis dan batik cap saja, tetapi berkembang pada batik kontemporer, salah satunya adalah batik eco print. Sesuai dengan namanya, eco dari kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak, batik ini dibuat dengan cara mencetak bahan-bahan yang ada di alam, salah satunya daun. Batik eco print merupakan pembuatan batik yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan dari daun atau bunga.

Baca juga:  Memanfaatkan Barang Bekas untuk Media Pembelajaran

Melihat kondisi lingkungan SMA Negeri 1 Sumberlawang yang merupakan sekolah di pedesaan, lingkungan sangat mendukung sekali untuk pembelajaran berkreasi batik eco print. Batik eco print sendiri merupakan jenis batik yang dibuat melalui proses alami. Semua bahan yang digunakan merupakan bahan alami seperti daun, kayu, hingga tumbuh-tumbuhan. Sebenarnya eco print itu tidak bisa dikatakan batik karena filosofinya batik itu proses menggambar, mencanting dengan malam dan pewarna batik, padahal eco print bukan seperti itu. Proses pembuatan batik eco print dimulai dari pengumpulan daun yang akan menjadi motif pada kain atau kaos. Berbagai macam daun bisa digunakan seperti daun jati, papaya, sirsak, singkong, dan lain-lain. Ada berbagai cara atau teknik yang digunakan. Kami menggunakan teknik dimana daun yang sudah dikumpulkan ditata di atas kain, kemudian dipukul-pukul menggunakan palu, setelah melekat daun dilepas dari kain. Terakhir kain diwarnai kunir campur cuka dengan cara dimasukkan ke air yang mendidih, diaduk sebentar lalu dicuci dan dijemur di tempat yang teduh. Jadi peserta didik bisa memanfaatkan lingkungan untuk mencari bahan daun dan proses pembuatan lebih efektif di luar ruangan, sehingga peserta didik lebih nyaman dan bebas berkreasi.

Baca juga:  Guling Depan Jadi Mudah, dengan Bola Karet

Nuryanto, S.Pd
Guru SMA Negeri 1 Sumberlawang

iklan
iklan