Misteri Rekomendasi Pilkada Karanganyar Terbuka, Akankah Head to Head 2 Paslon?

ILUSTRASI: Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UNS, Prof. Dr. Sunny Ummul Firdaus, S.H., M.H., dengan background Paslon Rober dan Ilyas.

Konstelasi Pilkada Karanganyar tahun 2024 memang masih berselimut misteri. Belum terbuka dan terang benderang.

Apalagi setelah gonjang-ganjing politik di pusat itu. Dampaknya tsunami demontrasi di mana-mana pasca keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pilkada 2024. Partai yang tak memiliki kursi di DPRD dapat mengusung calon sendiri dengan prosentase pencalonan partai politik atau gabungan partai politik menyesuaikan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT). Hal ini memunculkan pelbagai kemungkinan.

Setidaknya dinamika masih dapat berubah hingga waktu pendaftaran di KPU yang dijadwalkan tanggal 27 Agustus 2024 terlaksana. Ditunggu saja.

Namun, keping-keping misteri itu sedikit demi sedikit terbuka dan merangkai bentuknya. Setidaknya dua kartu misteri rekomendasi partai besar di Karanganyar sudah terbuka. Yakni PDIP dan Golkar.
Kamis 22 Agustus 2024 itu, DPP PDIP membuka kartu misteri rekomendasi Pilkada Karanganyar tahun 2024. Kartu rekomendasi yang ditunggu-tunggu dari PDIP, di Pilkada Karanganyar akhirnya terbuka.

iklan

PDIP Karanganyar merupakan partai pemenang dengan perolehan kursi DPRD Karanganyar terbanyak, yakni 15 kursi. PDIP mengumumkan kader terbaik yang dijagokan sebagai Bupati Karanganyar adalah Rober Christanto.

Rekomendasi PDIP bak gayung bersambut dengan rekomendasi Partai Gerindra yang jauh hari sebelumnya sudah mengumumkan ketua DPC Partai Gerindra Karanganyar, Adhe Eliana sebagai Wakil Bupati Karanganyar mendampingi Rober Christanto.

Partai Golkar Karanganyar yang berkoalisi dengan Partai Demokrat dan mendapatkan dukungan dari mayoritas partai non Parlemen itu sudah lebih dulu mengumumkan duet calon Bupati Karanganyar, Ilyas Akbar Almadani dan Wakil Bupati, Tri Haryadi.

Baca juga:  Yoyok Ingin Pemerataan Kawasan Pusat Kuliner di Kota Semarang

Artinya sudah clear dan cetha di Pilkada Karanganyar terbentuk dua paslon yakni Ilyas Akbar Almadani-Tri Haryadi dan Rober Christanto-Adhe Eliana yang akan bersaing merebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Karanganyar.

Satu Bupati Dua Wakil, Mungkinkah?
Tensi politik Karanganyar ini menjadi dinamis sebenarnya tak lepas dari banyaknya tokoh dari beragam latar belakang yang berani maju sebagai Wakil Bupati Karanganyar di Pilkada tahun 2024.

Lalu bagaimana nasib sejumlah tokoh yang berlomba-lomba untuk maju sebagai Wakil Bupati dalam kontestasi Pilkada Karanganyar tahun 2024 ini?

Menurut Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UNS, Prof. Dr. Sunny Ummul Firdaus, S.H., M.H., fenomena banyak tokoh yang ingin maju sebagai Wakil Bupati Karanganyar itu sangat bagus bagi demokrasi. Saat ditanya apakah Bupati bisa memiliki Wakil lebih dari satu seperti Ketua DPRD? Ia menegaskan bisa saja. Namun, bukan karena banyak yang ingin jadi Wakil Bupati. Hal itu diatur dalam PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG
TATA CARA PENGUSULAN DAN PENGANGKATAN WAKIL GUBERNUR, WAKIL BUPATI, DAN WAKIL WALIKOTA

Pasal 2
Ayat (2) Penentuan jumlah Wakil Bupati/Wakil Walikota berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk sampai dengan 100.000 (seratus ribu) jiwa tidak memiliki Wakil Bupati/Wakil Walikota;
b. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk di atas 100.000 (seratus ribu) jiwa sampai dengan 250.000 (dua ratus lima puluh ribu) jiwa memiliki 1 (satu) Wakil Bupati/Wakil Walikota;

Baca juga:  Hujan Terus, Kota Semarang Dikepung Banjir

c. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk di atas 250.000 (dua ratus lima puluh ribu) jiwa dapat memiliki 2 (dua) Wakil Bupati/Wakil Walikota.

Berdasarkan data di website Disdukcapil Karanganyar, tahun 2023 jumlah penduduk Karanganyar sebanyak 952.132. Artinya, Karanganyar bisa memiliki Wakil Bupati lebih dari satu.

Jika hal ini diterapkan dalam Pilkada tahun 2024 ini dengan mendaftarkan 1 Calon Bupati dan 2 Calon Wakil Bupati Karanganyar di KPU, tentu dinamikanya akan lebih gayeng lagi.

Peta Koalisi

Ikhtiar Ilyas dengan gagasan koalisi besar nampaknya mulai mendapat jalan terang. Paslon Ilyas dan Tri Haryadi memastikan bergabungnya PAN dan PKB Karanganyar ke dalam gerbong koalisi berjargon Bersama Memajukan Karanganyar itu. Ini sekaligus menjadi penegasan bahwa Koalisi Kebersamaan sudah bubar. Karena satu persatu anggotanya memiliki dukungan sendiri. Praktis tinggal PKS yang belum mengambil sikap.

Hal ini tentu akan memberi dampak yang signifikan karena PKB memiliki 5 kursi di DPRD Karanganyar dan PAN 2 kursi, artinya Golkar 9 kursi dan Demokrat 5 kursi itu mengakumulasi kekuatan menjadi 21 kursi DPRD Karanganyar. Belum lagi partai non Parlemen di Karanganyar kecuali PSI, sudah beramai-ramai memberikan rekomendasi untuk Paslon Ilyas-Tri Haryadi. Apakah mereka tak tergiur keputusan MK itu?

Baca juga:  “Demonstran” Terbang Terjang Barikade Dalmas Polres Demak

Sementara, Paslon Rober-Adhe yang merupakan koalisi dari PDIP dengan 15 kursi DPRD Karanganyar dan Partai Gerindra 4 kursi ini mengakumulasi kekuatan 19 kursi DPRD Karanganyar.

Realistis kondisi ini menguntungkan Paslon Ilyas-Tri Haryadi. Namun, masih ada PKS dan PSI yang belum membuka kartu rekomendasi. Jika PKS dan PSI merapat ke Ilyas dan Tri Haryadi maka peta kekuatannya dipastikan unggul. Sebab, PKS yang memperoleh 5 kursi rasanya akan sulit jika harus maju sendiri. Entahlah apakah jika PSI dan PKS berkoalisi ini memenuhi syarat mengajukan Paslon sendiri atau tidak. Akan tetapi jika PKS memilih Paslon Rober-Adhe maka peta kekuatan koalisi akan naik menjadi 24 kursi DPRD Karanganyar. Kondisi ini akan membalik keunggulan Paslon Rober-Adhe VS Ilyas-Tri yakni 24 VS 21.

Dengan selisih kekuatan yang tipis ini tentu saja akan sulit mengukur Paslon mana yang akan menang. Karena banyak faktor yang mempengaruhi, di antaranya seperti elektabilitas calon, soliditas partai, visi misi dan program serta tokoh-tokoh yang mendukung selama kampanye dan lain sebagainya.

Yang jelas, peta kekuatan ini tentunya akan menciptakan keseruan dan ketegangan tersendiri. Bayangkan, dengan ritme yang intens, saling kejar, oyak-oyakan seperti saat balapan di Motogp. Dan lagi-lagi tentu perkembangan konstelasi politik di Pilkada Karanganyar ini sangat dinanti.(*)

*Opini ditulis Ahmad Yasin Abdullah (Wartawan Jateng Pos)

iklan