JATENGPOS.CO.ID, NEW YORK– Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menghadiri rangkaian pertemuan Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, terkait situasi di Lebanon. Retno mengecam keras serangan Israel ke Lebanon.
“Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang akibatkan korban ratusan nyawa warga sipil, termasuk 50 orang anak-anak,” kata Retno dalam keterangan tertulis yang dibagikan juru bicara Kemlu RI Roy Soemirat, Rabu (25/9/2024).
Retno menyebut serangan Israel ke Lebanon ini semakin mengeskalasi situasi Timur Tengah yang masih menghadapi krisis kemanusiaan dari agresi Israel di Gaza. Menurutnya, kekerasan dan agresi ini tidak boleh menjadi ‘a new normal’.
“DK PBB dan masyarakat internasional harus ambil langkah tegas untuk dorong de-eskalasi & hentikan kekerasan yang terus berlanjut,” ucapnya.
Indonesia juga mendesak penghormatan terhadap keselamatan para peacekeeper UNIFIL di Lebanon. Saat ini, Indonesia memiliki 1.232 personil di UNIFIL.
Selain itu, Retno mengatakan Pemerintah RI melalui KBRI Beirut juga terus memantau kondisi WNI di Lebanon. Pemerintah juga telah menyiapkan langkah kontijensi dalam mengantisipasi kondisi gawat darurat.
“Penindasan rakyat Palestina adalah akar permasalahan konflik, dan perdamaian di Timur Tengah tidak akan pernah dicapai tanpa keadilan untuk Palestina,” imbuhnya
Masih dilansir dari detikcom, korban jiwa akibat serangan besar-besaran Israel di Lebanon telah bertambah. Otoritas Lebanon mengatakan pada hari Selasa (24/9), bahwa jumlah korban tewas akibat bombardir Israel meningkat menjadi 558 orang, termasuk 50 anak-anak. Ini merupakan pertempuran paling mematikan sejak Hizbullah dan Israel berperang pada tahun 2006.
“Sejauh ini, Kementerian Kesehatan telah mencatat 558 kematian, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita,” kata Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad, dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/9/2024).
Dia menambahkan bahwa “sebagian besar, jika tidak semua dari mereka yang tewas dalam serangan kemarin adalah orang-orang tak bersenjata di rumah mereka.” (dtc/muz)