Stem Education Tingkatkan Literasi Sains

Christina Indah Palupi, M.Pd SDN Wonosekar, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati
Christina Indah Palupi, M.Pd SDN Wonosekar, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati

Proses pembelajaran untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) atau sederajat menggunakan Integrated Thematic Instruction (ITI). Implementasi pembelajaran tematik menuntut kemampuan guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Model pembelajaran tematik bersifat ramah otak sehingga guru harus mampu mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang mungkin relevan dan dapat dioptimasi ketika berinteraksi dengan peserta didik selama proses pembelajaran. Selama pelaksanaan pembelajaran di Kelas V SD Negeri Wonosekar sampai pada Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019 ini, penulis cenderung menggunakan model konvensional, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, sehingga siswa tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah. Maka penulis perlu meningkatkan mutu pendidikan yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan dan sumber belajar yang tersedia. ,

STEM Education memiliki arti pengajaran dan pembelajaran yang berkaitan dengan bidang Science, Technology Engineering and Mathematics. Pfeiffer, Ignatov, dan Poelmans (2013) menyatakan bahwa dalam pembelajaran STEM, keterampilan dan pengetahuan digunakan secara bersamaan dalam pembelajaran sehingga ada pemahaman metakognisi yang dibangun oleh peserta didik sehingga bisa merangkai 4 aspek inter disiplin. Definisi itu dijabarkan oleh Torlakson (2014) yakni : 1) sains yang mewakili pengetahuan mengenai hukum-hukum dan konsep-konsep yang berlaku di alam; 2) teknologi adalah keterampilan atau sebuah sistem yang digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau mendesain serta menggunkan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan; 3) teknik atau engineering adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah; dan 4) matematika adalah ilmu yang menghubungkan antara besaran, angka dan ruang yang hanya membutuhkan argumen logis tanpa atau disertai dengan bukti empiris.

Baca juga:  Pelayanan Prima Dongkrak Profil Sekolah Masa Depan

STEM menerapkan pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang menempatkan penyelidikan ilmiah dan penerapan matematika dalam konteks merancang teknologi. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika seluruh aspek yang ada dalam STEM dalam setiap proses pembelajaran untuk masing masing subjek ada keterpaduan maka pembelajaran STEM dapat dikatakan berhasil.

Sedangkan literacy menurut Echols dan Shadily berarti melek huruf atau pemberantasan buta huruf. Scientific literacy menurut De Hart berarti memahami sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat. Jadi literasi sains bersifat multidimensional bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains, melainkan lebih luas dari itu. Berdasarkan hasil studi Programme for International Students Assessment (PISA) literasi anak Indonesia masih tergolong rendah, memperoleh peringkat 64 dari 72 negara.

iklan
Baca juga:  Tingkatkan Kemampuan Berbicara dengan NHT

Dengan melihat kondisi di atas penulis berusaha meningkatkan literasi sains siswa SD dengan mengaplikasikan STEM dalam pembelajaran Tema Panas dan Perpindahannya. Penerapan STEM dideskripsikan dengan langkah-langkah berikut : 1) Science (literasi ilmiah), kemampuan menggunakan pengetahuan ilmiah; 2) Technology (literasi teknologi), merancang termometer air sederhana; 3) Engineering (literasi desain), mengembangkan teknologi dengan membuat pemanas air sederhana berbahan sendok; 4) Mathematics (literasi matematika), kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah, misalnya mengukur kenaikan tinggi air pada termometer jika dibalut dengan kain panas dan sebagainya.

Melihat keberhasilan siswa dalam memahami materi panas dan perpindahannya serta meningkatnya keterampilan siswa dalam memecahkan masalah dan mendesain teknologi baru merupakan bukti nyata bahwa STEM Education sangat dianjurkan sebagai pembelajaran alternatif yang potensial untuk membangun keterampilan abad 21. Melalui STEM siswa dituntun menjadi pemecah masalah, penemu, inovator, membangun kemandirian, berpikir logis, melek teknologi dan mampu menghubungkan pendidikan STEM dengan dunia kerja. Integrasi STEM sangat sesuai untuk meningkatkan daya saing global dalam ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi.

Baca juga:  Metode Tusuk Sate : Cara Mudah Tentukan KPK dan FPB

Christina Indah Palupi, M.Pd

SDN Wonosekar, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati

iklan