JATENGPOS.CO.ID – Fenomena kenakalan pornografi yang terjadi di kalangan siswa sekolah. Siswa SMP membuka HP di lambari buku bacaan di kamar dan membuka vidio porno, orang tua taunya anak belajar. Siswa SMP membawa HP kesekolah diperlihatkanlah vidio keteman-temannya ternyata yang di perlihatkan adalah vidio porno.
Grup media sosial Whats Up (WA) pelajar semarang yang didalanya sebagai media tukar menukar vidio pornografi. Beberapa siswa berkelompok berpasang-pasangan di kamar warung internet (warnet) meniru adegan pornografi yang dilihat di internet dan HP.
Fenomena tersebut sering kita jumpai di lingkungan remaja SMP dan bahkan hal ini banyak pelakuknya adalah remaja yang notabenya seorang pelajar yang baik-baik tidak memperlihatkan kenakalannya. Perilaku ini dilakukan oleh remaja dengan diam-diam tanpa kita sadari, kita akan mengetahuinya ketika sudah muncul akibat dari kenakalan pornografi  ini. Baru kita sadar “Lho si A kok hamil padahal anaknya baik, pinter lagi. Akibat lainnya prestasi belajar menurun karena kurang konsentrasi dalam belajar.
Apa yang akan terjadi jika hal tersebut kita biarkan? Dan apa yang perlu kita lakukan sebagai guru ataupun orang tua untuk menekan permasalahan remaja tentang seksualita atau pornografi ini?
Maraknya penggunaan media sosial dan canggihnya teknologi jaman sekarang juga sebagai penyebab utama kenakalan remaja. Kita tidak heran lagi dengan pengaruh media sosial remaja akan meniru atau mencontoh dari apa yang mereka lihat. Banyak dimedia sosial ditayangkan film yang tidak layak tayang, di medsos tertentu kadang tayangan yang berbau pornografi muncul dengan sendirinya, sangat mudahnya membuka situs pornografi lewat internet, bahkan dengan sangat mudahnya saling mengirim gambar atau vidio pornografi melalui HP (Hand Phone) android.
Faktor lain yang menyebabkan remaja melakukan perilaku menyimpang seksual (pornografi) diantaranya terjadinya perubahan ciri-ciri fisik remaja yaitu mulai berfungsinya organ reproduksi remaja dan perubahan psikologis yaitu kebingungan, rasa ingin tahu, canggung, dan kertertarikan terhadap lawan jenis serta faktor dari luar yaitu ketidakharmonisan keluarga, suguhan media massa dan teknologi serta internet atau situs – situs yang sangat mudah untuk mengakses apapun termasuk pornografi. Hal inilah yang menyebabkan kenakalan remaja dalam bidang pornografi semakin meningkat dan merajarela di Indonesia.
Akibat yang akan timbul dari melihat vidio pornografi tidak hanya sebatas pada perilaku seksual yang akan dilakukannya oleh remaja itu tetapi lebih parahnya bisa menjadi barang candu yang efeknya melebihi Narkoba.
Menurut dr. Donald Hilton Jr nih gan di (https://www.kaskus.co.id) mengatakan pada umumnya otak para pecandu pornografi akan memproduksi dopamine dan endorphin yang merupakan bahan kimia otak yang menciptakan rasa senang dan perasaan lebih baik.
Bila kebiasaan pornografi ini berlebihan, maka otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan) sehingga mempengaruhi kinerja neurotransmitter atau zat kimia otak yang mengirim pesan.
Membiarkan terlalu lama menikmati kebiasaan ini akan berakibat fatal yaitu terjadinya penyusutan jaringan otak sebab terus menerus bekerja dan lambat laun otak akan mengalami pengecilan dan rusak permanen.
Yang perlu kita lakukan sebagai orang tua adalah sensor dari segala perilaku dan pertemanan remaja tersebut. Orang tua harus tau siapa teman bermain anaknya, apa yang dilakukan oleh anaknya termasuk penggunaan HP atau internet.
Begitu juga dengan disekolah  buatlah peraturan siswa yang tegas bahwa siswa dilarang membawa HP atau jika memungkinkan siswa membawa HP perlu dititipkan oleh pihak sekolah, jika digunakan pada pembelajaran maka harus ada pantauan bapak ibu guru. Dari guru BK perlunya layanan informasi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja guna mencegah perilaku menyimpang kenakalan remaja pornografi.
Tri suwarni, S.Pd
SMP N 11 SEMARANG