JATENGPOS.CO.ID, – Bagi sebagian anak pelajaran matematika/berhitung menjadi pelajaran yang sangat menakutkan. Banyak anak yang membolos atau tidak masuk sekolah karena hari itu kebetulan ada pelajaran matematika, ada juga yang menangis dan harus ditemani ayahnya karena takut tidak bisa mengerjakan soal ujian matematika. Bahkan lebih parah lagi ada anak yang terpaksa keluar dari sekolah karena takut, tidak percaya diri dan minder dengan pelajaran yang bernama matematika. Hal ini diperparah jika guru dalam menyampaikan materi kurang menarik maka anak akan semakin takut apalagi gurunya bertipe pendiam sedikit bicara yang disampaikan poin-poinya saja sehingga terkesan guru tersebut menakutkan.
Untuk mengatasi massalah itu maka guru harus bisa membuat sebuah skenario atau perencanaan pembelajaran yang memungkinkan guru dapat : 1. Tampil prima dan menarik yang dapat membuat anak terpukau dan terdiam dengan sikap gaya dan perlikaku guru di depan kelas. Hal ini bisa dengan penguasaan materi atau yang lain sehingga anak bisa komentar guruku memang hebat atau sesuatu yang bisa membuat anak penasaran sehingga perhatian dan konsentrasi anak pada guru. 2. Buatlah situasi kelas yang menyenangkan dengan demikian pelajaran yang sesulit dan seberat apapun kalau sudah senang baik pada guru maupun pada suasana kelas, maka pelajaran akan terasa ringan dan mudah itu berlaku tidak hanya pada anak, kita orang tuapun akan demikian coba apa yang terjadi sudah dengan guru sudah tidak tertarik apalagi pada pelajarannya. 3. Gunakan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi, diprioritaskan media asli, baru model terakhir gambar jika memang tidak ada, sehingga memungkinkan anak bisa aktif dan kreatif serta mengalami sendiri setiap momen yang ada. 4. Cobalah kita berusaha mengerti dunia anak sesuai tingkatannya contohnya guru TK bagaimana ia bertingkah laku berbicara seperti anak-anak tentunya berbeda dengan anak SD, SMU atau bahkan perguruan tinggi tapi prinsip kita harus mengerti mereka. Sesungguhnya itu sedang membangun jembatan antara kita dengan anak dengan mengaitkan antara materi dengan kehidupanya sehari-hari, maka selain termotivasi, anak juga mudah difokuskan perhatiannya, setelah jembatan terbentuk barulah mulai masuk ke materi yang ingin kita sampaikan (Bobby de potter,2014:35) mengatakan “Bawalah dunia mereka ke dunia kita , dan antarkan dunia kita ke dunia mereka“, contoh saat kita akan mengajar tentang penjumlahan maka guru untuk membangun jembatan bisa dimulai dengan bertanya “siapa yang suka menyanyi?” Anak-anak pasti menjawab dengan senang dilanjut dengan menyanyi satu ditambah satu sama dengan dua, dua ditambah dua dan setreusnya sehingga mind set anak akan berubah dari pelajaran yang menakutkan menjadi pelajaran yang menyenangkan 5. Kembangkan potensi anak sampai benar-benar sadar bahwa dirinya ternyata mampu yaitu dengan guru memfasilitasi anak sampai menguasai konsep. 6. Setelah anak menguasai konsep cobalah anak memecahkan soal dari permasalahan yang sederhana sampai yang sulit. 7. Saat anak mencapai tingkat kelelahan cobalah iringi situasi kelas dengan musik klasik atau musik yang paling disukai anak maka anak akan menjadi segar. 8. Jika ternyata anak menyelesaikan soal atau permasalahan dengan baik berilah penghargaan. 9. Setelah itu berilah anak kesempatan untuk menuangkan bagian yang paling penting kedalam kertas manila kemudian ditempel didinding kamar tidur untuk dibaca dan dipelajari setiap saat. 10. Jangan lupa buatlah kelas penuh makna dengan penataan tempat duduk layaknya kita mengorkestra ruang kelas sehingga menjadi sebuah symponi yang indah dengan menghias dinding dengan gambar dan materi singkat dimana bisa dijadikan sumber belajar bagi anak.
Maka ada pengalaman yang menarik ternyata dengan cara itu, sudah hampir sepuluh tahun anak senang dan termotivasi mengikuti pelajaran matematika dan ternyata hasil ujian nasional banyak yang mendapat nilai sempurna.
Isrofi,S.Pd.SD,M.Pd.