Taklukan Pecahan dengan STAD

Himmah Qurrotul Ayuuni, S.Pd.SD Guru SD Negeri 2 Selosabrang Bejen Temanggung
Himmah Qurrotul Ayuuni, S.Pd.SD Guru SD Negeri 2 Selosabrang Bejen Temanggung

Matematika masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian peserta didik. Bahkan peserta didik menganggap matematika itu mata pelajaran yang sulit dipahami. Kajian matematika dominan tentang rumus dan angka-angka sehingga sebagian peserta didik menganggap matematika rumit dan butuh teknik khusus dalam mempelajarinya. Komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke peserta didik. Umumnya guru lebih mendominasi pembelajaran sehingga pembelajaran cenderung monoton yang mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan tersiksa. Salah satu materi dalam matematika yang dianggap sulit adalah pecahan.

Penyelesaian operasi hitung bilangan pecahan membutuhkan pemahaman konsep yang lebih sulit dibandingkan dengan operasi hitung bilangan lainnya, sehingga banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal ini menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah. Penyampaian materi yang kurang menarik dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat juga menjadi salah satu penyebab mata pelajaran matematika tidak disukai oleh peserta didik. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus menggunakan berbagai variasi pendekatan, metode atau strategi yang sesuai situasi dan tingkat perkembangan peserta didik sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Salah satunya dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Baca juga:  PBT Tingkatkan Ketrampilan Menulis Teks Narrative

Menurut Isjoni (2007:70) Model Pembelajaran tipe STAD sangat sesuai untuk mengajarkan bahan ajar yang tujuannya didefinisikan secara jelas, misalnya perhitungan dan aplikasi matematika, penggunaan bahasa, geografi dan keterampilan menggunakan peta. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika materi pecahan sebagai metode pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2005:143) model pembelajaran STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Baca juga:  Model DLPS Pacu Pemahaman Konsep Matematika

Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu awalnya guru menyajikan mata pelajaran yang dipelajari saat itu secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks dan difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Kemudian  menetapkan peserta didik dalam kelompok. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar, dan untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Dalam kegiatan ketiga peserta didik diberi tes individual setelah guru melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan peserta didik bekerja serta berlatih dalam kelompok. Setelah selesai mengerjakan test, peserta didik dan kelompok diberikan skor atas penguasaannya terhadap materi. Peserta didik atau kelompok yang memperoleh nilai tertinggi diberi penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar.

iklan
Baca juga:  PBL Tingkatkan Partisipasi Belajar Tematik

Model pembelajaran STAD yang diterapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik yang meningkatkan hasil belajar pecahan. Dengan mengimplementasikan model pembelajaran ini juga membantu peserta didik mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas. Peserta didik juga dapat belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama. Hadiah atau penghargaan yang diberikan memberikan motivasi bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.

 

Himmah Qurrotul Ayuuni, S.Pd.SD

Guru SD Negeri 2 Selosabrang Bejen Temanggung

iklan