Metode Demonstrasi Tingkatkan Keaktifan Belajar Siswa

Emi Nurcahyaningsih, S.Pd., M.Pd. Guru SMK Negeri 1 Purwodadi
Emi Nurcahyaningsih, S.Pd., M.Pd. Guru SMK Negeri 1 Purwodadi

SMK Negeri 1 Purwodadi telah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2014/2015. Kurikulum 2013 menuntut adanya perubahan titik penekanan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang tertuju pada tiga ranah yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Keaktifan belajar siswa menjadi pokok perhatian dalam proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut guru harus dapat melaksanakan pembelajaran student center yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa aktif.
SMK Negeri 1 Purwodadi menerapkan 5 hari kerja, sehingga proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari jam 07.00 sampai dengan 15.15 pada hari Senin sampai Kamis dan pada hari Jumat berakhir sampai 16.00 WIB. Dapat kita bayangkan jika pembelajaran dilaksanakan pada waktu lebih dari pukul 12.00, konsentrasi siswa akan mengalami penurunan.

Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru dan siswa memperagakan dan mempertunjukkan tentang suatu proses kegiatan atau peristiwa dan benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas. Bagaimana penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa?

Baca juga:  “Sorongan “ Tingkatkan Hafalan Q.S Ali Imran Ayat 159

Paparan penulis pada tulisan ini merupakan pengalaman nyata yang telah dipraktikkan dalam pembelajaran dan dikemas dalam laporan PTK. Penulis sebagai guru di SMK Negeri 1 Purwodadi yang mengampu mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan di kelas XII Administrasi Perkantoran 1 pada semester ganjil pada tahun pelajaran 2018/2019. Materi yang disajikan pada pembelajaran ini adalah tata upacara bendera dan tata upacara bukan upacara bendera serta tata cara menerima tamu. Penerapan metode demonstrasi dalam materi tata upacara bendera dan tata upacara bukan upacara bendera dilakukan pada siklus pertama dengan tiga pertemuan. Sedangkan penerapan metode demonstrasi dalam materi tata cara menerima tamu dilakukan pada siklus kedua dengan tiga pertemuan. Dalam siklus pertama siswa dibagi menjadi 3 kelompok dengan kegiatan yang berbeda yaitu kelompok pertama pelaksanaan tata upacara bendera sekolah, tata upacara pembukaan diklat dan tata upacara pelantikan. Sedangkan pada siklus kedua siswa melaksanakan etiket makan (table manner) dan resepsionis.

Baca juga:  Manfaat Bermain Dakon

Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi guru menyusun skenario pembelajaran yang mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi dengan memperhatikan siswa dan lingkungan yang akan digunakan sebagai tempat belajar. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi dengan melibatkan secara langsung siswa dengan membentuk kelompok. Siswa melakukan perencanaan yaitu membuat administrasi, alat, tempat dan pembagian tugas untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode demonstrasi. Siswa tidak lagi sebagai obyek dalam pembelajaran tetapi sudah menjadi subjek atau sebagai pelaku dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan siswa diberi kepercayaan dan keluasaan oleh guru untuk mengatur jalannya demonstrasi tata upacara sesuai dengan rencana yang telah dibuatnya, tetapi tetap dalam pantauan guru dan guru kolaborator. Pada tahap evaluasipun guru melibatkan siswa lain untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

iklan
Baca juga:  Pendidikan Inklusi di Sekolah Reguler

Dari hasil penelitian tersebut kita dapat mengambil garis besar bahwa jika metode demonstrasi dikelola dengan baik akan membawa dampak dalam pembelajaran yaitu siswa dapat terlibat secara langsung tidak lagi sebagai obyek pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran. Dengan kata lain keaktifan belajar siswa dapat ditingkatkan dalam setiap pembelajaran yang di selenggarakan. Karena dengan metode demonstrasi yang telah disiapkan oleh guru dengan matang akan melibatkan siswa secara fisik maupun psikologis dalam pembelajaran. Oleh karena itu penulis menghimbau mari kita sebagai guru dapat memanfaatkan metode ataupun model pembelajaran secara variatif agar pembelajaran dapat lebih bermakna bagi siswa.

Emi Nurcahyaningsih, S.Pd., M.Pd.
Guru SMK Negeri 1 Purwodadi

iklan