Kadang terlintas dalam pemikiran, di zaman Now orang Jawa banyak yang tidak dapat membaca buku berhuruf Jawa? Kebalikannya pernah terlihat di televisi ada orang asing lancar membaca buku berhuruf Jawa. Mengapa terjadi demikian? Sepertinya ironis sekali kedengarannya. Tetapi kenyataan demikian adanya. Bagaimana mensosialisasikan budaya gemar membaca bacaan berhuruf Jawa? Mata pelajaran bahasa Jawa dalam kurikulum masuk muatan lokal. Dengan bobot 2 jam pelajaran per minggu. Materi tentang huruf Jawa harus benar-benar dapat dikuasai oleh siswa.
Guru bahasa Jawa berperan penting dalam menanamkan penguasaan huruf Jawa pada siswa. Penguasaan huruf Jawa disekolah menjadi dasar pengembangan ketrampilan membaca. Guna memudahkan dan melancarkan ketrampilan membaca huruf Jawa guru memanfaatkan tutor sebaya. Melalui tutor sebaya diharapkan sesama siswa lebih mudah belajarnya. Mereka merasa ada kedekatan dan lebih nyaman. Tidak ada perasaan malu jika belum dapat membaca. Waktu belajarnya tidak terbatas. Tempat belajar juga bebas.
Implementasi tutor sebaya melalui tahapan, membentuk dan melatih tutor dilanjutkan melaksanakan tutor sebaya. Pada tahap membentuk tutor, guru akan memilih siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam kecerdasannya. Disamping faktor kecerdasan dipertimbangkan pula faktor hubungan sosial antar teman. Diupayakan dapat membentuk tutor minimal 8 siswa setiap kelas. Harapannya 1 tutor mendampingi 4 siswa dalam kelompok belajarnya. Setelah tutor terbentuk dilanjutkan melatih tutor. Tutor dilatih sesuai dengan materi pembelajaran. Tutor tidak hanya dilatih membaca saja teapi juga dibekali teknis pendampingan kepada teman sebayanya. Sebelum pendampingan ke teman sebaya, tutor diminta pendampingan terlebih dahulu dengan sesama tutor untuk uji coba. Setelah semua dirasa siap baru di implementasikan pada teman sebaya.
Pelaksanaan pendampingan dengan teman sebaya dilaksanakan melalui prosedur guru menetapkan materi bacaan berhuruf Jawa. Pengarahan guru untuk memberikan fondasi tentang teknik membaca. Masing-masing kelompok diminta membaca bacaan yang menjadi tugasnya. Melalui tutor sebaya masing-masing kelompok mempersiapkan diri. Berikutnya setiap kelompok diminta presentasi membaca bacaan berhuruf Jawa yang menjadi tanggung jawabnya secara bergiliran. Sehingga 4 orang dalam setiap kelompok aktif membaca bacaan cerita berhuruf Jawa. Keberhasilan masing-masing kelompok sangat dipengaruhi proses tutor sebaya.
Dampak adanya kegiatan tutor sebaya, memberikan hasil yang positif terhadap proses pembelajaran bahasa Jawa. Tampak ada kenaikan dalam ketrampilan membaca cerita berhuruf Jawa. Hampir setiap kelompok lancar membacanya. Adanya kekurangan hanya dalam prosentase yang kecil. Hal ini karena peran tutor sangat besar. Melalui kelompok kecil masalah akan lebih cepat teratasi. Semakin banyak tugas bacaan berhuruf Jawa yang diberikan, ketrampilan membacanya semakin sempurna.
Guru bahasa Jawa akan merasa puas jika siswanya berhasil. Keberhasilan siswa menjadi tanggung jawab guru. Semakin guru kreatif dan penuh inovatif proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas. Tutor sebaya sanagt bermanfaat dalam pembelajaran cerita berhuruf Jawa. Keuntungan bagi guru mudah membudayakan siswa dalam membaca bacaan berhuruf Jawa. Tutor akan semakin menguasai materi, semakin dia sering pendampingan. Demikian pula teman sebaya, yang semula kemampuan membacanya rendah semakin lama semakin trampil.
Meski baru sebatas pembelajaran di sekolah, semalin lama dapat menembus dunia luar sekolah. Tutor sebaya dapat dikembangkan lagi dalam kehidupan di masyarakat. Literasi tidak hanya mencakup bacaan berbahasa Indonesia. Melainkan ada literasi bacaan berhuruf Jawa.
Dra. Tri Sulistyowati
Guru Bahasa Jawa
SMP Negeri 17 Purworejo